SATELITNEWS.COM, LEBAK–Puncak kemarau diprediksi akan terjadi hingga bulan September 2023 mendatang. Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam penanggulangan dampak yang ditimbulkan terus dilakukan. Salah satunya mendistribusikan air bersih ke sejumlah daerah. Tak hanya itu, mengantisipasi bencana kekeringan yang lebih besar, BPBD mengajukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Hingga saat ini, dampak kemarau sudah membuat 15 desa di Lebak mengalami krisis air bersih. Tak menutup kemungkinan seiring dengan kemarau yang terus terjadi daerah yang terdampak bakal terus bertambah sehingga penanggulangan terus dioptimalkan dengan mengajukan teknologi modifikasi cuaca.
“Rekayasa hujan bisa dilakukan dengan menggunakan TMC. Nantinya air hujan bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan warga,” kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizky Pratama, Kamis (25/8). “Kita berkoordinasi dengan Pemprov mendorong dilakukan TMC di wilayah Banten khususnya di Lebak,” lanjut Febby.
Kata Febby, jika TMC jadi dilakukan, wilayah Selatan Lebak akan lebih dahulu diprioritaskan. Wilayah itu seperti Cihara, Panggarangan, Bayah, dan Cilograng. Sebab, wilayah tersebut kerap terjadi krisis air bersih. “Tren yang terus meningkat dan hari tanpa hujan semakin panjang. Kita predeksi kalau tidak ada rekayasa akan lebih luas lagi dampak kekeringannya dan sumber air yang tadinya dipakai masyarakat bisa menjadi kering. Misal sumur yang masih ada air tapi kalau terus kemarau begini bisa kering,” tuturnya.
Saat ini, lanjut Febby, relawan disetiap kecamatan sedang menggencarkan sosialisasi pemanenan air hujan hasil TMC. Sosialisasi ini diperlukan mengingat baru pertama kali dilakukan di Lebak. “Ada salah satu langkah sederhana yang bisa dilakukan masyarakat dan ini belum pernah kita lakukan sosialisasinya, pemanenan air hujan bagaimana air hujan ditampung dalam sebuah wadah dan diberikan filter 1,2,3, agar air hujan yang tadinya mengandung asam bisa layak dikonsumsi. Memang belum cukup popular pemanenan air hujan tapi kita mau coba dorong itu disosialisasikan kepada masyarakat,” sambungnya.
Selain mengajukan TMC, BPBD Lebak juga menyiapkan langkah lain untuk mengantisipasi dampak puncak musim kemarau. Mobil tangki air dari beberapa instansi akan bersiaga untuk mendistribusikan air bersih. “Kalau dari Lebak kita menyiapkan tangki air untuk distribusi air, 3 mobil milik BPBD, 1 mobil dari PDAM, dan 1 mobil milik Dinas LH yang akan mendistribusikan air bersih,”imbuhnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak sekaligus Kepala BPBD Budi Santoso mengatakan, pemerintah daerah terus memantau perkembangan cuaca terutama El Nino dari BMKG. Terkait dengan krisis air bersih yang sudah melanda sejumlah desa, pemerintah daerah meminta masyarakat untuk mulai melakukan penghematan penggunaan air. “Secara berjenjang nanti akan disampaikan terkait imbauan ini, termasuk juga agar masyarakat tidak melakukan pembakaran sampah atau jika ingin membuka lahan,” ujarnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post