SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Sejumlah petani di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, mulai merasakan dampak kemarau panjang. Pasalnya, sawah yang mereka tanami padi mulai mengering dan berpotensi gagal panen alias puso.
Iwan, petani asal Desa/Kecamatan Cikeusik mengatakan, tanaman padi yang ditanamnya hampir rusak lantaran tidak ada pasokan air.
Kondisi itu, sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. “Kering ka, enggak ada airnya. Kita takut gagal panen kalau begini terus,” kata Iwan, Jumat (1/9/2023).
Iwan berharap, Pemerintah Daerah (Pemda) bisa segera bertindak untuk mengantisipasi gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda, khususnya di Kecamatan Cikeusik.
Hal itu harus dilakukan, karena para petani bisa mengalami kerugian hingga puluhan juta.
“Kita ingin agar bisa segera mendapatkan penanganan, supaya enggak rugi,” tandasnya.
Hendra, petani lainnya mengatakan, sejak kemarau melanda di wilayah Kecamatan Cikeusik, banyak petani yang merasa was was tanaman padi mereka tidak bisa dipanen.
“Setiap terjadi kemarau, kita pasti selalu khawatir. Karena, kita takut gagal panen,” keluhnya.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, Nurdiawati mengatakan, hingga tanggal 30 Agustus 2023 terdapat sembilan kecamatan yang terdampak kekeringan, dengan luas mencapai 341 hektare dari total tanam 9.928 hektare.
“Rinciannya 264 hektare terdampak ringan, 54 hektare terdampak sedang, dan 23 hektare terdampak berat,” ungkap Nurdiawati.
Dia mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan gagal panen atau puso, akibat kemarau panjang.
Pihaknya baru menerima laporan dari beberapa daerah, yang mengalami kemarau berat dan mengancam tanaman padi.
“Sampai saat ini, belum ada laporan kejadian puso akibat kekeringan. Hanya terdapat 23 hektare kekeringan berat yaitu, di Kecamatan Sobang seluas 11 hektare tepatnya di Desa Bojenwetan dan 12 hektare di Desa Teluklada,” paparnya.
Dia mengatakan, ada beberapa upaya yang sudah dilakukan instansinya untuk membantu petani dalam menghadapi kemarau, seperti usulan bantuan benih padi seluas 16.000 hektare untuk masa tanam Agustus, September, dan Oktober, tetapi baru realisasi 1000 hektare.
Kemudian, lanjutnya, melakukan identifikasi lokasi yang berpotensi mengalami kejadian kekeringan, dukungan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan asuransi usaha tani padi (AUTP ) yang saat ini target AUTP untuk Pandeglang seluas 1.800 hektare.
“Kita juga mulai meningkatkan jumlah Alsintan, dengan total pengajuan bantuan 126 unit sumur pantek di 21 kecamatan, melakukan peminjaman dua unit pompa air ke dinas pertanian Provinsi Banten, serta penyerahan 20 unit pompa air milik Pemkab Pandeglang,” imbuhnya. (mg4)
Diskusi tentang ini post