SATELITNEWS.COM, TANGERANG–Biasa bermain keyboard dan sadar tak bisa menyanyi, Kikan Namara ungkap cerita awal bisa menjadi vokalis band Cokelat. Semua terjadi secara kebetulan.
Saat itu, Kikan dan empat personel band Cokelat masih berkuliah di Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia yang ada di Bandung, Jawa Barat.
“Gue anak DKV yang lain anak produk, interior. Satu hari empat cowok ini, senior di kampus, ngajakin gue ngeband,” kata Kikan dikutip dari Authenticity ID. “Pas dateng, masuk studio, gue nanya sama mereka, ‘keyboard-nya mana?’ Mereka kayak ‘keyboard apaan? lo jadi penyanyi.’ Itu awalnya gue jadi penyanyi Cokelat,” imbuhnya terkekeh mengingat kejadian saat itu.
Ternyata saat itu mereka salah paham dengan Kikan. Mereka berpikir Kikan bisa menyanyi karena sering melihat Kikan nongkrong dengan anak-anak perempuan di kampus yang suka menyanyi.
“Padahal gue di situ cuma duduk, enggak pernah ikutan nyanyi. Dari situ mereka kepedean banget,’kayaknya si Kikan anak DKV itu bisa nyanyi,'” ujar Kikan. “Dan mereka enggak nanya dulu ke gue. Itu kocak banget. Di studio gue bilang ‘guys, gue enggak bisa nyanyi,'” sambungnya sambil tertawa.
Walaupun sempat berdebat dan saling menyalahkan karena kesalahan itu, mereka tetap pada rencana awal untuk latihan di studio. Saat itu menurut Kikan suaranya jauh dari kata bagus. Tapi dia juga heran karena empat personel Cokelat lainnya merasa suara dia baik-baik saja.
“Kalau denger gue nyanyi dulu, lo nangis pengin nyuruh gue berhenti, soalnya dulu gue nyanyi jelek banget, sumpah,” kata Kikan lagi sambil menahan tawa.
“Pernah nyanyi di acara STT Telkom, di ‘huuuu’ karena jelek banget suara gue, karena bukan penyanyi,” ujar Kikan. “Mereka lihatin gue, (seperti) ‘lo jelek banget tapi kok bisa diatas situ (panggung),'” imbuhnya.
Namun respons penonton yang seperti itu justru membuat Kikan semakin bersemangat untuk membuktikan bahwa dia bisa menjadi penyanyi. Akhirnya bermodal suara pas-pasan, Kikan mengajak teman-teman satu band-nya untuk lebih banyak mencari panggung. Tidak masalah mereka tampil tanpa bayaran.
“Mau berapa juta kali latihan di studio, akan tetap beda adrenalinnya sama lo manggung. Pokoknya dari situ gue bilang sama anak-anak, ‘ayo kita sikat lebih banyak gig, enggak dibayar enggak apa-apa,'” lanjutnya.
Dari tingginya jam terbang di atas panggung, Kikan merasa suaranya semakin baik dan membuatnya tahu cara menghadapi penonton maupun mengontrol suaranya. “Gue tahu cara kontrol pitch gue saat terlalu excited, gimana gue enggak fals, itu semua bisa dilatih dengan jam terbang, karena beda sekali atmosfernya,” imbuh Kikan.(kcp/san)
Diskusi tentang ini post