SATELITNEWS.COM, SERANG—Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten angkat suara terkait semburan air dan gas yang terjadi di Perumahan Graha Cisait, Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Syam’un Nazarudin sebagai pemeriksa sektor sumber daya air pada Dinas ESDM Provinsi Banten. Menurutnya gas yang keluar tersebut merupakan semburan gas dangkal yang sering terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Serang.
“Di Provinsi Banten itu kan ada beberapa wilayah yang telah pernah terjadi semburan gas seperti di perumahan Graha Cisait itu. Kalau itu, kita biasanya sebut semburan gas dangkal,” ucapnya, Jumat (1/9).
“Jadi, memang untuk beberapa daerah seperti dari utara, itu dari Kecamatan Carenang, Pontang, Kragilan, lari ke selatan, Walantaka dan Cikeusal, dan juga di beberapa titik di Kecamatan Curug juga pernah mengeluarkan semburan gas dangkal. Tapi biasanya tidak berlangsung lama,” tambahnya.
Syam’un juga mengatakan, semburan gas dangkal yang muncul dan menyembur tersebut, dikarenakan deformasi atau tertekan. Hal tersebut mengakibatkan tanah di dalam menjadi retak atau Caesar. Namun hal tersebut dapat berhenti dengan sendirinya.
“Jadi kalau gas dangkal itu ada dua kategori. Pertama terjadi karena timbulnya diindikasikan dengan semburan dari akibat aktivitas pengeboran, kemudian kedua lagi itu kawah yang muncul sendiri,” katanya.
“Cuma rata-rata itu semburan gas dangkal paling hanya beberapa bulan atau beberapa tahun dia sudah hilang dengan sendirinya,” tambahnya.
Menurutnya, gas dangkal yang menyembur tersebut tidak biasanya tidak begitu berbahaya, karena banyak mengandung gas CO2 dan sedikit gas metana (gas biogenik). Hanya saja memang, efek dari timbulnya semburan gas yang bercampur air tersebut memiliki bau yang tidak sedap dan tidak layak digunakan.
“Dari beberapa yang literasi itu untuk kandungan gasnya itu rata-rata kebanyakan CO2 (karbondioksida, red) bukan gas metan, kalau pun ada, kecil CH4-nya,” ucapnya.
“Kalau misalnya presentasi dari kandungan CH4-nya besar, itu kalau misalnya kita nyalain api dia akan menyala, tetapi dari beberapa yang kita tinjau itu nggak ada yang menyala, gas metan atau CH4-nya tidak ada atau kecil. Tapi kalaupun ada, gas metan jika kita bisa pemanfaatannya bisa digunakan untuk kegiatan memasak juga,” tandasnya.
Selain itu, dirinya juga menganjurkan, untuk air yang keluar bersamaan dengan gas tersebut agar tidak digunakan sebagai air konsumsi, lantaran air tersebut secara visual pun terbilang kurang layak. Karena berbau dan memiliki warna iaryang juga keruh. (cr1/bnn)
Diskusi tentang ini post