SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Seorang pasien positif Covid-19 berinisial J yang sebelumnya melakukam isolasi mandiri akhirnya dapat ditangani. Dia dijemput oleh tim gugus tugas Kabupaten Tangerang di kediamannya di Babakan, Kota Tangerang, Jumat (5/6), untuk kemudian diisolasi di Griya Anabatic, Kelapa Dua.
“Alhamdulillah berkat rekan-rekan dan bantuannya istri saya sudah dirawat di Griya Anabatic Kelapa Dua. Terima kasih banyak dan mohon doa serta dukungannya. Semoga Allah membalas kebaikan rekan-rekan,” ujar BA, suami J kepada Satelit News, Jumat (5/6).
Terkait persoalan kartu BPJS istrinya yang tidak aktif, BA menuturkan kalau hal tersebut akan diurus oleh pihak Kecamatan Tangerang. Dia mengatakan kalau pihak Kecamatan Tangerang akan menjaminnya. “Di tengah perjalanan datanglah Camat Tangerang, pak Camat mengatakan ‘Ini istri gak usah dipikirin BPJS-nya’ kata dia. Yang penting ada penanganan dulu di Kelapa Dua. Nanti ada timnya yang akan mengurus BJPS, dan semuanya pokoknya sehat selalu,” jelasnya.
Dia berharap ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa yang menimpa masyarakat. Diharapkan, Pemerintah Kota Tangerang, terutama Dinas Kesehatan dapat memperbaiki kinerjanya. “Harapan saya harus diperbaiki segala kegiatan Dinkes dan medis biar gak ada lagi hal serupa terjadi. Tadi kalau gak ada Pak Camat masih panjang kali. Alhamdulih Pak Camat yang menengahi,” ujar BA.
Sebelumnya diberitakan, J warga Kabupaten Tangerang yang tinggal di Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang tidak mendapatkan penanganan medis setelah positif Covid-19. J hanya diimbau untuk melakukan isolasi mandiri oleh pihak Puskesmas tempat J dirujuk rapid test lantaran kartu BPJS Kesehatannya tidak aktif.
Kabar tentang nasib J itu mencuat ke permukaan setelah sang suami BA (38) membuat video keluhan terkait nasib yang dialami istrinya. Video berdurasi 4 menit 55 detik itu kemudian menjadi viral di media sosial.
Dalam video itu, BA merasa dipersulit saat ingin mendapatkan pengobatan Covid-19. Pria yang bekerja sebagai tukang ojek online itu dimintai BPJS saat ingin mengurus isolasi istrinya. Sedangkan, kartu BPJS istrinya sudah tidak aktif lagi setelah dia beralih pekerjaan sebagai ojek online.
“Permasalahannya saya nggak ada BPJS. Saya ada BPJS tapi mati. Saya disuruh ngurus. Saya bingung sedangkan pendapatan saya cuma dari Ojol. Sekarang orderan sepi, makanya saya terima nasib,” ujar BA, Kamis (5/6).
Kepala Puskesmas Sukasari, Efi Handayani menampik kalau pihaknya menyulitkan pasien Covid-19 untuk melakukan isolasi. Puskesmas Sukasari juga telah membantu pengurusan BPJS Kesehatan milik pasien agar kembali aktif dan dapat digunakan melalui surat yang dikirimkan ke Puskesmas Solear. “Karena status BPJSnya mati, kami kirim surat ke Puskesmas Solear agar dibantu prosesnya,” jelasnya
Walaupun bukan warga Kota Tangerang, Efi mengungkapkan Pemkot tetap merawat pasien tersebut dengan standar pelayanan yang bisa dilakukan oleh Puskesmas. “Kami sudah berikan obat kepada pasien secara berkala sejak tanggal 2 Mei 2020 selama 10 hari hingga 12 Mei 2020,” ujarnya.
Setelah dinyatakan Positif sebenarnya Puskesmas Sukasari juga telah menawarkan pasien tersebut untuk melakukan isolasi. Namun karena tidak ada keluhan ekonomi maka hanya dihimbau isolasi mandiri lantaran hanya berstatus OTG.
“Kemudian kami tanyakan mereka apakah mungkin, akan isolasi mandiri jawabannya mungkin karena mereka punya rumah dan usaha warung jadi kami tidak berfikir kalau mereka tidak mampu,” jelasnya.
Terkait persyaratan pasien positif covid-19 harus mengurus BPJS. Menurut Efi, pasien tersebut akan dirujuk ke Rumah Sakit di Kabupaten Tangerang. Untuk berjaga-jaga maka pihaknya pun meminta peryaratan tersebut. “Cuma kan saya menduga akan dirawatnya sama, kan gak ada salahnya ada BPJS. Karena kita pakai rujukan online prosedurnya. namun saya sudah mengatisipasi, karena BPJS nya bermasalah makannya saya rujuk ke puskesmas setempat karena saya gak tau prosedrnya disana baaimana makannya saya rujuk,” ungkapnya. (irfan)
Diskusi tentang ini post