SATELITNEWS.ID, KOSAMBI—Sejumlah rumah berdinding bilik tak layak huni di, Kampung Rawa Burung RT 01 RW 08 Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, belum tersentuh bantuan dari pemerintah daerah setempat.
Salah satu pemilik rumah bilik bambu lapuk, Nana mengatakan, selama puluhan tahun ia sudah tinggal di Kampung Rawa Burung, Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi. Namun selama itu, dia belum pernah mendapatkan bantuan. Padahal rumahnya hanya berdinding bilik dan beralaskan tanah seluas 50 meter. Dengan penuh keterbatasan, pria paruh bayah ini harus jadi tulang punggung sebagai pemulung demi menafkahi cucu dan anaknya yang masih kerja serabutan.
“Saya sudah 30 tahun tinggal disini, sejak menikah sama istri saya. Belum ada bantuan bedah rumah, belum mengajukan juga si ke desa ataupun kecamatan. Keseharian saya untuk menghidupi keluarga, saya hanya memulung barang bekas, lalu dijual ke tengkulak,” ucap Nana kepada Satelit News, Minggu (7/6).
Nana berharap, Pemerintah Kabupaten Tangerang bisa memberikan bantuan bedah rumah. Agar rumah yang dia tempati saat ini, bisa lebih layak untuk ditinggali dirinya bersama keluarganya.
“Harapannya, semoga keluhan ini didengar oleh pemerintah, sehingga bantuan bedah rumah bisa segera turun dan terealisasikan kepada saya dan warga yang rumahnya sudah tidak layak lagi di wilayah Rawa Burung, Kecamatan Kosambi,” harapnya.
Senada, Nur warga Kampung Rawa Burung, Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, mengharapkan adanya bantuan bedah rumah. Pasalnya, pendapatannya yang tak menentu hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari saja. Ditambah saat ini situasinya sedang dilanda wabah virus corona atau Covid-19 membuat perekonomian semakin sulit.
“Saat ini saya merupakan tulang punggung keluarga. Jangankan buat benerin rumah, untuk makan saja udah alhamdulillah. Apalagi saat ini ada wabah, jadi himpitan ekonomi semakin parah saja. Semoga bantuan bedah rumah bisa dirasakan oleh kami yang belum merasakannya,” harapnya.
Sementara itu, Tokoh Pemuda Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, Sunday meminta, agar pemerintah daerah bisa segera merealisasikan program bedah rumah “Gebrak Pakumis Plus” didesanya. Pasalnya, saat ini ada 4 rumah yang keadaannya sudah sangat memprihatinkan. Terlebih, pekerjaan mereka yang pas-pasan, yakni ada yang sudah janda sebagai kuli cucian, tukang urut dan beberapa lain kerja serabutan.
“Saya lihat ada 4 rumah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Dengan nama pemilik Entin seorang janda, Nur seorang janda, Nana seorang pemulung, dan Karna merupakan seorang buruh harian lepas. Pemerintah harusnya bisa segera memberikan bantuan bedah rumah,” pungkasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post