SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Dua orang pemuda yakni Ikhsan Ansari Ritonga (20) dan Fahru Roji (18) menjadi korban penembakan misterius. Kedua korban terkena tembakan orang tak dikenal di lokasi berbeda namun hari yang sama, Jumat, (5/7) malam.
Korban pertama, Fahru terkena tembakan misterius saat sedang melintasi Jalan Jenderal Sudirman, tepat di depan Steam Bambul sekitar pukul 22.00 WIB. Sementara, korban kedua, Ikhsan terkena tembakan saat sedang melintasi Jalan Jenderal Sudirman sekitar Taman Gajah Tunggal pukul 22.30 WIB.
Saksi sekaligus teman korban kedua Ikhsan Ansari Ritonga, Daniel Pangestu (22) menjabarkan ihwal kronologi kejadian. Saat itu mereka baru pulang dari menjual ponsel di Serpong, Tangerang Selatan. Tiba-tiba, korban yang dibonceng merintih kesakitan saat melintasi Taman Gajah Tunggal.
“Lalu di jalan teman saya merintih kesakitan dan posisi dari situ kita langsung putar balik melihat situasi sekitar dan teman saya meminta untuk langsung dibawa kembali pulang,” ujarnya kepada Satelit News, Sabtu, (6/6).
Saat dicek, Daniel mendapati luka tembak kecil di bagian punggung sebelah kanan Ihksan. Melihatnya tak berdaya lantaran luka tembak, Daniel beserta teman-temannya langsung melarikan Ihksan ke RSU Kabupaten Tangerang.
“Tembakan kena di bagian punggung sebelah kanan dan untuk senjatanya kita belum tahu sih. Ketika tertembak tidak jatuh. Orangnya (pelaku) bener-bener nggak kelihatan,” ujar Daniel.
Ikhsan Ansari Ritonga mengaku tak tahu apa motif pelaku sampai tega menembak dirinya. Diakuinya selama ini mahasiswa Universitas Muhammadyah Tangerang tersebut merasa tak memiliki musuh. “Saya nggak tau, tiba-tiba kena tembak. Saya sama korban yang satu lagi (Fahru Razi) juga ngga saling kenal,” ujarnya Ikhsan yang juga kader Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa (SAPMA) PP Kota Tangerang.
Hal senada juga diungkapkan oleh paman korban pertama Fahru Razi, Sukarjono (40). Menurutnya kejadian yang dialami oleh keponakannya ini adalah murni teror, pasalnya kedua korban tak saling kenal. “Kedua korban tidak saling kenal, motifnya gak tau ini menurut saya teror,” imbuhnya.
Saat ini kedua korban masih tergeletak lemas di RSU Kabupaten sembari menunggu tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Hingga saat ini pihak RS baru melakukan tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Proyektil peluru jug masih bersarang di tubuh korban.
“Sekarang keponakan saya tegeletak lemas. Kami masih menunggu penanganan rumah sakit untuk operasi, kami belum tau apakah bisa pakai BPJS atau tidak ? Keputusannya hari Senin. Kalau nggak pakai BJPS biayanya Rp 25 juta duit dari mana saya, di rumah sakit lain bisa sampai Rp 40 juta,” jelas Sukarjono.
Ketua Sapma Kota Tangerang, Haris Setiawan (25) mengatakan, saat ini kasus tersebut tengah ditangani oleh pihak kepolisian. “Pihak kepolisiam sudah melakukan tindakan. Mereka mengecek TKP dan kita masih menunggu kabar baik dari pihak kepolisian. Harapan saya semoga kepolisian bisa mengusut kasus ini dengan secepatnya dan pelaku dihukum seberat-beratnya,” tegasnya.
Dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan oleh Polsek Tangerang telah mengamankan barang bukti dua peluru mimis. Polisi juga telah memeriksa rekama CCTV di sekitar TKP. Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Abdul Rachim mengaku pihak saat ini mendalami motif kasus ini. “Motif pelaku belum diketahui penyidik masih mendalaminya,” imbuhnya.
Dugaan sementara, senjata yang digunakan pelaku untuk melumpuhkan korban yakni senapan angin. Hal tersebut diketahui dari barang buktu yang diamankan, peluru mimis. “Diindikasikan senapan angin karena dari barang buktinya mimis,” pungkasnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post