SATELITNEWS.COM, TIGARAKSA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang menyiapkan surat keputusan (SK) Bupati terkait status bencana kekeringan akibat kemarau panjang tahun ini. Pemkab Tangerang berencana menetapkan status tanggap darurat dalam waktu dekat.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat menyatakan pembuatan SK Bupati itu kini sedang dibahas di bagian hukum Pemkab Tangerang. Menurut dia, ada sejumlah alasan status tanggap darurat ditetapkan. Di antaranya adalah dampak kekeringan itu sudah meluas. Kemudian, berdasarkan pantauan BMKG, Kabupaten Tangerang Sudah mengalami kekeringan.
“Potensi warga yang mengalami krisis air bersih bertambah, karena kekeringan diprediksi masih panjang. Walaupun nanti datang musim hujan skalanya masih di bawah normal,” kata Ujat, Kamis (14/9).
Ia menyebutkan, dalam satu desa di lingkup kecamatan sampai 100 hingga 200 kepala keluarga (KK). Jumlah warga terdampak bencana kekeringan tersebut dapat diprediksi bisa mencapai ribuan kepala keluarga.
“Analoginya, bila satu desa sudah 200 kepala keluarga maka bila dikalikan 11 kecamatan mencapai 2.200 KK. Jadi memang jumlahnya ribuan,” ujarnya.
Ia menyatakan, kemarau dan kekeringan akibat fenomena El Nino ini menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berlangsung September-November 2023.
“Kami sudah koordinasi dengan BMKG dan prediksinya kemarau ini akan panjang,” ungkap dia.
Hingga saat ini, sudah dua kabupaten di Banten yang menyatakan status tanggap darurat bencana kekeringan. Yang pertama adalah Kabupaten Lebak. Sedangkan daerah kedua yang mengumumkan darurat kekeringan yakni Kabupaten Serang.
Sementara itu ratusan warga Kelurahan Kranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan sudah merasakan kesulitan air bersih sejak satu bulan. Selain akibat kemarau panjang, kontur tanah di wilayah tersebut juga menjadi penyebab kekeringan.
“Kalau kekeringan satu bulan lalu sudah merasakan kemarau, untuk kontur tanah di Kelurahan Keranggan memang sudah banyak galian-galian mungkin itu yang jadi penyebab cepatnya kekeringan,” ujar Madih, Lurah Keranggan, Kamis (14/9).
Selama ini, kata dia, para warga harus mengambil air bersih yang bersumber dari mesin pompa di salah satu perumahan di wilayah tersebut. Walau pun tidak mencukupi, kata dia, bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Selama satu bulan terakhir warga ambil air bersih di pompa air di perumahan Lagon, itu tidak digunakan. Kita bikin selang-selang untuk warga. Walaupun tidak selalu mencukupi tapi bisa membantu sedikit,” katanya.
Atas hal tersebut, jelas Midih, pihaknya mengajukan bantuan air bersih kepada Pemkot Tangsel. Alhasil, pada Kamis 14 September 2023 para warga antusias saat mobil milik petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel datang.
“Karena di wilayah kita ini ada 10 RT yang mengajukan air bersih karena mengalami kekeringan. Maka alhamdulillah pada hari ini sudah didistribusikan 4 kendaraan tangki air bersih dari BPBD,” paparnya.
“Makanya kami dari kelurahan Keranggan akan berupaya ke Dinas Perumahan dan Tata Kota untuk meminta mobil tangki air yang lebih bersih. Kami juga masih ingin disiapkan dibantu toren penyimpanan air,” tambahnya.
Madih berharap, bantuan air bisa bisa terus dilakukan. Mengingat, jelas dia, air merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat.
“Saya berharap bantuan air bersih ini bisa dilakukan terus karena kebutuhan masyarakat sangat banyak di kelurahan Keranggan. Sukur-sukur dalam 2 hari sekali dapat suplay air, yang terdampak dari list yang di ajukan RT untuk KK berjumlah 700 kk ada 10 RT,” pungkasnya. (alfian/eko/gatot)
Diskusi tentang ini post