SATELITNEWS.COM, TANGSEL-Sudah satu bulan warga di kampung Koceak RBC, RT 06 RW 02, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para warga mengandalkan aliran air kali Cisalak. Pasalnya, bantuan air bersih yang didapat dari Pemerintah Daerah tidak diberikan setiap hari.
Namun, untuk mendapatkan air terbilang tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi, musim kemarau yang cukup lama membuat volume air menjadi surut. Hanya terdapat sejumlah titik air yang masih bisa diambil.
Dangkalnya kali, membuat warga harus sabar mengantre sejak pagi hari. Air yang didapat, kebanyakan digunakan untuk keperluan mencuci pakaian dan mandi.
“Ke kali Cisalak ambil air paling untuk kebutuhan cuci baju, mandi, kalo minum mah air di sumur ada paling cuma dapat 2 ember karena kering,” ujar Nuryadi.
Nuryadi mengaku nekat mandi menggunakan air kali meski kerap berefek gatal-gatal di kulit. Tidak jarang sejumlah warga sampai mengalami luka akibat iritasi gatal yang cukup parah. Terlebih, sebut dia, kualitas air semakin buruk dengan adanya limbah pabrik yang dibuang ke kali.
“Pada gatal buat mandi, sebenarnya mah ngga layak. Sekarang mah limbah pabrik kali ya buang ke sungai. Tapi ya gimana daripada ngga ada. Kadang-kadang kalau kulitnya ngga tahan pada gatal digaruk timbul luka semacem alergi meskipun kita pakai sabun juga. Sebulan terakhirlah mulai mandi di kali, ” urainya.
Hal serupa dikatakan Mia (46), dirinya mengatakan, kondisi air jernih di kali yang tidak menentu membuat dirinya harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli air. Tetapi, air yang ia beli hanya untuk dikonsumsi.
Wanita ini mengatakan, wilayah tempat tinggalnya sudah menjadi langganan kekeringan setiap tahunnya. Selain faktor alam, kekeringan terjadi lantaran masifnya pembangunan perumahan di wilayahnya.
“Di sini mah setiap tahun pasti kekeringan. Udah langganan disini, waktu dulu mah engga waktu belum ada perumahan ngga pernah kering. Sekarang kan banyak perumahan. Mereka kan pake satelit narik airnya, jadi habis airnya,” paparnya.
Walaupun begitu, dirinya tetap bersyukur masih adanya aliran anak kali Cisadane yakni kali Cisalak. “Kalau siang masih, pagi tergantung kadang juga keruh. Air dari lubana, cuma kali cisalak sebelah sana jadi dibelokkan ke sini,” katanya.
Kata Mia, sumur-sumur warga yang kering akan kembali terisi air ketika hujan deras turun. Ia menambahkan, bantuan dari air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel baru dirasakan oleh warga dalam 2 kali pengiriman.
“BPBD ngirim baru dua kali kemarin itu. Nanti sumur ada lagi air kalau sudah ujan musim kemaraunya lewat,” pungkasnya. (eko)
Diskusi tentang ini post