SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Bencana krisis air bersih di Kabupaten Pandeglang, semakin parah. Wilayah terdampak semakin meluas di 21 kecamatan, dan menyebabkan 17.040 Kepala Keluarga (KK) membutuhkan bantuan pasokan air bersih
Diketahui, 21 kecamatan yang mengalami krisis air bersih itu yakni Kecamatan Patia, Sukaresmi, Sobang, Cikeusik, Karangtanjung, Cadasari, Panimbang, Mandalawangi, Angsana, Banjar, Sindangresmi, Picung, Pagelaran, Cibitung, Bojong, Saketi, Mekarjaya, Majasari, Koroncong, Kaduhejo, dan Kecamatan Pandeglang.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang Lilis Suliatiyati mengakui, jumlah kecamatan yang mengalami krisis air bersih semakin bertambah. Hingga saat ini, sedikitnya ada 21 kecamatan dan 74 desa yang mengalami krisis air bersih.
“Sudah semakin luas, sekarang udah 21 kecamatan dan 74 desa dan kelurahan yang mengalami krisis. Ada 17.040 KK yang kesulitan mendapatkan pasokan air bersih dan harus dikirimkan bantuan air bersih setiap harinya,” kata Lilis, Senin (18/9/2023).
Lilis mengatakan, hingga saat ini sudah sebanyak 763.500 liter air bersih yang diberikan kepada masyarakat. Jumlah itu diprediksi akan terus bertambah karena musim kemarau belum usai.
“Jumlahnya bisa terus nambah, karena sampai saat ini masih terjadi kemarau,” ujarnya.
Lilis mengatakan, hingga saat ini sudah lebih dari Rp80 juta anggaran yang digunakan untuk operasional dan pembelian air bersih. Anggaran yang digunakan akan terus membengkak karena sampai saat ini masih banyak warga yang mengajukan bantuan air bersih.
“Bisa terus nambah anggarannya, karena kan selalu ada yang minta bantuan air bersih setiap hari,” ujarnya lagi.
Lilis mengaku, meski krisis air bersih di Kabupaten Pandeglang terus meluas dan belasan ribu KK terkena dampaknya, pihak BPBDPK belum bisa menetapkan kejadian tersebut sebagai status darurat bencana.
“Iya memang meluas, tetapi kita belum bisa menetapkan sebagai status darurat bencana, karena belum memenuhi syarat,” pungkasnya.
Juarni, warga Desa Majau mengaku sudah mengalami kesulitan air bersih sejak satu bulan terakhir. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dirinya harus rela mengambil air di sumber mata air yang saat kondisinya sudah mulai mengering.
“Udah lama susah airnya, setiap kemarau juga kita susah air bersih,” ucapnya.
Intan Permata Sari, warga Kecamatan Cikeusik berharap agar persoalan krisis air bersih menjadi perhatian serius dan Pemkab segera membuat antisipasi. Tujuannya, agar krisis air bersih tidak terjadi lagi di Pandeglang.
“Kalau kemarau pasti krisis air bersih. Nah, harusnya ini dijadikan sebagai bahan untuk mengatasi, supaya enggak terjadi lagi,” imbuhnya. (mg4)
Diskusi tentang ini post