SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Sejumlah nelayan Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan mulai berkurangnya hasil tangkapan ikan di Laut sejak dua bulan terakhir.
Kondisi itu terjadi, akibat angin Selatan, sehingga para nelayan kesulitan mendapatkan ikan.
Pedro, seorang nelayan Teluk, Kecamatan Labuan mengatakan, sejak dua bulan terakhir tangkapan ikan di laut terus berkurang.
Biasanya, dalam satu kali melaut dirinya bisa mendapatkan ikan sebanyak seratus kilogram lebih. Namun, sejak dua bulan terakhir, dirinya hanya bisa menangkap ikan paling bayak 85 kilogram dalam sekali melaut.
“Udah dua bulan enggak bisa nangkap ikan banyak. Paling sehari bisa sampai 85 kilo aja, kalau sebelum ada angin selatan mah bisa lebih dari satu kwintal. Biasanya kalau sudah ada angin selatan, kita enggak terlalu nyari ikan ke jauh, karena enggak ada ikannya,” kata Pedro, Selasa (19/9/2023).
Pedro mengaku, sulitnya menangkap ikan di laut berdampak terhadap penghasilan yang didapat.
Biasanya, dalam satu kali melaut dia bisa mendapatkan uang lebih dari Rp15 juta, untuk kali hanya sekira Rp5 juta.
“Kalau sekarant cuman cukup buat operasional sama makan aja. Jadi buat nyimpen itu rada sulit,” tambahnya.
Daslan, nelayan lainnya mengaku, dirinya mulai menggadaikan harta benda karena hasil dari menangkap ikan tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari.
“Mau bagaimana lagi, nangkap ikan juga cuman cukup buat makan aja. Kita kan ada keperluan lain, ada biaya lain, dan itu enggak cukup,” ujarnya.
Daslan berharap, ada pembinaan kepada apra nelayan agar bisa tetap mendapatkan uang meski masuk musim paila atau sulit mendapatkan ikan. Dengan begitu, kata dia, para nelayan tidak perlu menggadaikan harta benda.
“Jadi kan ada usaha sampingan kalau kita diberikan pembinaan dan modal. Kalau sekarang enggak ada, ya kita pasti menggadaikan harta benda,” pungkasnya.
Wakil Ketua Paguyuban Nelayan Kusrin, Kecamatan Labuan, Suherman Pratama mengatakan, omset atau pendapatan para nelayan sejak dua bulan terakhir terus mengalami penurunan akibat musim angin selatan.
“Udah dua bulan, banyak yang ngeluh, tapi kan mau bagaimana lagi,” ungkapnya.
Menurut Herman, untuk menutupi keperluan sehari-hari, para nelayan biasanya menggadaikan harta benda, mulai dari alat elektronik dan lainnya.
Bahkan, lanjutnya, beberapa nelayan sampai menjual emas yang dipakai karena tidak memiliki uang untuk bertahan hidup.
“Biasanya kalau sudah paila panjang, ada yang sampai menjual emas,” tuturnya.
Anggota DPRD Pandeglang daerah pemilihan (Dapil) Labuan, Tb Agus Khotibul Umam mengatakan, keluhan dari para nelayan akan disampaikan kepada instansi terkait. Dengan begitu, ke depan diharapkan para nelayan bisa membuka usaha lain ketika masuk musim paila seperti yang terjadi saat ini.
“Memang kondisi nelayan kita seperti itu. Karena sampai sekarang pun memang belum ada pemberian pelatihan keterampilan lain. Kalau diberikan pelatihan itu, tentunya nanti mereka bisa membuka usaha sampingan, agar dimusim paila mereka tidak sampai menjual harta benda,” imbuhnya. (mg4)
Diskusi tentang ini post