SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Direktorat Jenderal (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mencatat, dalam kurun waktu dua tahun terakhir populasi badak cula satu bertambah.
Hal itu, seiring dengan lahirnya empat anak badak cula satu tahun 2022 lalu dan satu anak badak lainnya di tahun 2023.
Dengan adanya penambahan populasi itu, jumlah Badak Cula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, sebanyak 81 ekor.
Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK RI, Satyawan Pudyatmoko mengatakan, satu ekor anak Badak Jawa atau Rhinoceros Sondaicus Desmarest telah lahir dengan jenis kelamin betina.
Hal itu diketahui, setelah aktivitas anak badak tersebut terekam kamera trap.
“Anak badak Jawa dengan jenis kelamin betina terekam kamera di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sepanjang bulan Juli hingga September 2023. Anak badak Jawa tersebut diidentifikasi merupakan anak ke empat dari induk bernama Kasih dengan nomor ID 032.2011 yang saat ini berumur 12 tahun,” kata Satyawan, melalui siaran persnya, Jumat (6/10/2023).
Satyawan mengatakan, sebelumnya tim peneliti sudah menduga Badak Jawa dengan nama Kasih dalam kondisi hamil. Hal itu terlihat dari jejak kaki Badak tersebut, yang tidak berurutan antara kaki depan dengan kaki belakang.
“Kabar gembira ini sebenarnya telah diduga ketika Tim Monitoring Badak Jawa (MBJ) Taman Nasional Ujung Kulon menemukan jejak kaki badak Kasih, yang tidak menyatu antara kaki belakang dengan kaki depannya, hal ini menandakan bahwa ada hambatan langkah kaki depan yang terhalang kehamilannya,” tambahnya.
Satyawan mengatakan, Badak Jawa tersebut sebelumnya dilaporkan sudah melahirkan tiga ekor anak yaitu, bernama Duba dengan ID 053.2013, kemudian Wira dengan ID 074.2015, serta Sekar dengan ID 086.2021.
Kabar kelahiran anak Badak Jawa ini dikuatkan dengan clip video pada bulan Februari 2023, yang menunjukkan Badak Kasih terekam kamera dalam kondisi hamil.
Selanjutnya, pada Bulan April 2023 Tim MBJ TNUK juga menemukan jejak ukuran 15 arau 14 sentimeter, beserta kotorannya pada grid yang sama ketika ditemukan tapak dan kamera trap sebelumnya.
“Dengan data yang ada dimungkinkan anak badak Jawa tersebut dilahirkan pada bulan Februari 2023. Individu anak badak Jawa tersebut kemudian diberikan kode ID 092.2023. Kelahiran ini merupakan keberhasilan bangsa Indonesia dalam upaya konservasi badak Jawa, mengingat saat ini badak Jawa di dunia hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon Indonesia,” paparnya.
Satyawan mengatakan, pihaknya sudah memberikan instruksi kepada Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), agar bisa melakukan pengamanan badak Jawa. Tindakan itu harus dilakukan, agar populasi badak tersebut terus bertambah dan tidak punah.
“Program pengamanan Badak Jawa di areal semenanjung cukup efektif, dalam mengamankan kawasan habitat badak, sehingga badak dapat berkembang biak dengan baik. Mari kita selamatkan badak Jawa yang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Semoga anak badak Jawa tersebut sehat dan lestari,” paparnya.
Kepala Balai TNUK Labuan Kabupaten Pandeglang, Ardi Andono mengatakan, secara keseluruhan ada sebanyak 41 ekor badak cula satu, dengan jenis kelamin betina dan 40 ekor badak dengan jenis kelamin jantan.
Untuk menjaga populasi badak tidak punah, pihaknya terus melakukan pengawasan dan penjagaan di semua wilayah konservasi.
“Kalau secara keseluruhan, ada 81 ekor badak Kawa di kawasan TNUK, jumlah itu sudah ditambahkan dengan kelahiran lima ekor anak badak. Penjagaan dan pengawasan, selalu kita lakukan agar populasi Badak Jawa tidak punah akibat perburuan,” imbuhnya. (mg4)
Diskusi tentang ini post