SATELITNEWS.COM, TANGERANG – Kekeringan terus meluas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang mencatat, jumlah wilayah kekeringan menjadi 16 kecamatan. Merespon kondisi ini, PLTU Lontar tergerak untuk membantu mendistribusikan bantuan air bersih, namun menggunakan air laut yang disuling menjadi air tawar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat mengatakan, bencana kekeringan akibat kemarau panjang atau fenomena el-nino di Kabupaten Tangerang terus meluas.
Bagaimana tidak, kata Ujat, sebelumnya hanya 12 kecamatan yang mengalami kekeringan. Kini bertambah menjadi 16 kecamatan yang mengalami kekeringan dan kesulitan dalam mendapatkan air bersih.
“Berdasarkan data yang diterima saat ini, wilayah atau titik dan lokasi kekeringan/krisis air bersih mengalami perluasan hingga 16 kecamatan. Tadinya hanya 12 wilayah kecamatan saja,” kata Ujat kepada Satelit News, Kamis (5/10).
Ujat mengungkapkan, dari perluasan wilayah yang terdampak krisis air bersih tersebut, diantaranya wilayah Kecamatan Curug, Panongan, Legok, Kronjo, Jambe, Teluknaga, Cikupa, Balaraja, Mekar Baru, Kresek, Cisoka, Kemeri, Solear, Pagedangan, Tigaraksa, dan Sukadiri.
Menurut Ujat, seiring meluasnya daerah yang terdampak kekeringan tersebut, maka BPBD Kabupaten Tangerang telah memperpanjang status tanggap darurat bencana kekeringan. Serta menyiagakan 16 mobil tangki pengangkut air bersih.
“Menerjunkan 16 mobil tangki dalam pemasokan air bersih. Dan menyiapkan 11 terminal pasokan air bersih,” katanya.
Ujat juga menyatakan, kondisi kemarau dan kekeringan akibat fenomena EL Nino ini menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung hingga November 2023.
Kendati demikian, pihaknya pun tengah mengoptimalkan pendistribusian air bersih, bekerjasama dengan pihak swasta untuk agar bisa menyuplai air kepada masyarakat yang terdampak kekeringan. Salah satunya yaitu PLTU Lontar yang membantu pendistribusian air bersih, menggunakan air laut yang disuling menjadi air tawar.
“Untuk menjamin pemenuhan air bersih selain kita yang menyediakan, kita juga berkolaborasi bersama PLTU, Aetra, Perumdam, BSD dan Citra Raya,” ungkapnya.
Sebelumnya, sebanyak 12 wilayah kecamatan di Kabupaten Tangerang mengalami krisis air bersih. Kemudian dalam satu desa di lingkup kecamatan tersebut, mencapai 200 kepala keluarga (KK). Sehingga, jika ditotal secara keseluruhan warga yang terdampak mencapai 2.000 sampai 3.000 KK. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post