SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Bertaruh dengan waktu, berkorban jiwa dan raga demi penuhi kebutuhan masyarakat terkait air bersih di musim kemarau panjang ini. Rasanya, hal lumrah yang dialami para relawan kemanusiaan.
Ade Mulyana, salah satu relawan kemanusiaan menyatakan, hambatan yang selama ini dihadapinya yaitu infrastruktur jalan yang kerap sulit dijangkau oleh armada tangki air yang dibawanya.
Namun demikian kata Ade, hambatan itu menjadi tantangan tersendiri buatnya secara pribadi maupun tim relawan lainnya, yang kerap bersamanya.
Ia yang merupakan Pembina di Taruna Siaga Bencana (Tagana) Pandeglang dan Pembina Perkumpulan Boedak Saung Rescue (BSR) itu mengaku, yang ada dipikirannya adalah bagaimana masyarakat yang mengalami krisis air bersih segera menikmati air bersih tersebut.
“Makanya Alhamdulillah, kami selalu diberikan kesehatan untuk dapat menempuh perjalanan mendistribusikan air bersih untuk masyarakat,” kata Ade, Sabtu (14/10/2023).
Sedikit berkelakar, Ade mengaku, kerap telat makan hanya karena ingin segera tiba di lokasi yang ditujunya. Ia tidak mau, ketika beristirahat makan siang atau makan malam, warga harus berlama – lama menunggunya.
“InsyaAllah, apapun hambatannya selama ini semua dapat dihalau dan dihadapi dengan senyuman,” ujar pria berperawakan tinggi ini, sambil tersenyum manis.
Beberapa wilayah yang disambanginya sejauh ini ujar Ade, yaitu, Kecamatan Angsana, Munjul, Sukaresmi, Patia, Cibaliung, Labuan, Carita, Sumur, Cibitung, Mekarjaya dan daerah lainnya.
Diakuinya pula, ada beberapa titik yang belum disambanginya, akibat terkendala waktu dan armada (hanya 1 tangki).
“Pernah kami mendistribusikan air bersih, berangkat jam 09.00 WIB dan terpaksa harus pulang sekitar pukul 04.00 WIB. Sehari bisa 3 sampai 4 titik, bahkan 5 titik,” ujarnya lagi.
Jadi ditegaskannya, saat menyalurkan air bersih untuk masyarakat, ia dan kawan-kawan di timnya tidak pernah berhitung waktu. “Ini bagian dari perjuangan, dan tanggungjawab kami,” pungkasnya.
Ketua Perkumpulan Boedak Saung Kabupaten Pandeglang, Ilman, yang juga kerap bersama-sama dengan Ade dalam penyaluran bantuan air bersih mengaku, selama hayat dikandung badan, ia akan terus berusaha membantu dan melakukan yang terbaik untuk masyarakat.
“Ini memang momennya, kami untuk menyalurkan bantuan air bersih. Pandeglang ini cukup banyak daerah terdampak kemarau panjang nya,” ungkap Ilman.
Ilman juga mengaku, terkadang ia dan timnya harus rela beristirahat atau tidur sejenak di jalan (di dalam mobil tangki), karena sudah merasa tak memungkinkan kalau harus melanjutkan perjalanan sampai tujuan.
“Yang penting kami sehat dulu. Menjaga kesehatan dan stamina tetap penting, supaya kami dapat terus berbagi dengan masyarakat,” tuturnya.
Senada, Ketua Tagana Kabupaten Pandeglang Rahmat Baihaki menegaskan, dalam melakukan kegiatannya ia kerap berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para pihak terkait.
“Kami berusaha berkolaborasi dengan semua stakeholder, karena kegiatan ini menjadi tanggungjawab kita bersama,” ucapnya.
Pria yang akrab disapa Mamat inipun menyatakan, tak ada persediaan dan persiapan khusus untuk menjalankan tugas mulia ini, selain doa dan menjaga kesehatan tubuh.
“Makanya, kami sesama tim juga saling mengingatkan soal kesehatan dan hal – hal lainnya,” imbihnya.
Disinggung soal kerinduan dengan keluarga di rumah, akibat kerap beberapa hari tidak bisa pulang. Ia juga mengaku, itu hal yang dilematis.
“Tapi kami coba yakinkan kepada keluarga di rumah, bahwa tugas mulia yang dilakukan ini InsyaAllah mendapat berkah dan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” cetusnya. (mardiana)
Diskusi tentang ini post