SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Entah apa yang terlintas di benak Roby. Pengusaha limbah itu diduga membunuh dua anaknya NC (14) dan GAR (3) di rumahnya, Kampung Sukamantri, Desa Gembong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Kamis (11/6). Setelah melakukan pembunuhan, Roby kemudian gantung diri hingga tewas.
Roby diduga membunuh anak sulungnya NC dengan menjerat leher korban menggunakan tali rafia. Muka korban juga dibekap bantal. Sementara anak bungsunya GAR, ditemukan tewas tenggelam di dalam drum berisi air.
Pengusaha yang diketahui berasal dari Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang itu sendiri ditemukan tewas gantung diri. Sebelum bunuh diri, dia diduga membakar limbah yang berada di rumahnya.
Peristiwa tragis itu pun menggegerkan warga Sukamantri. Ketua RT 02/RW 09, Kampung Sukamantri, Desa Gembong, Balaraja, Adung menjelaskan, awalnya tidak mengetahui ada tiga jenazah di rumah yang belum 100 persen jadi tersebut. Dia dan sejumlah warga lain mendatangi lokasi setelah mendengar ledakan dari rumah tersebut.
Menurut Adung, warga berniat memadamkan api karena selain mendengar ledakan, mereka juga melihat asap tebal dari rumah tersebut. Adung dan empat warga lainnya yakni Nanang, Sanan, Kemi dan Sarip sempat bertambah khawatir karena api semakin membesar. Kelima orang itu khawatir si jago merah membakar rumah dan menewaskan para penghuninya.
“Awalnya mah kita semua tidak tahu kalau ada yang bunuh diri atau ada jenazah di dalam. Kita tahunya ada kebakaran. Niatnya mau membantu memadamkan api dan membangunkan penghuni rumah saja,”kata Adung kepada Satelit News, Kamis (11/6).
Adung menuturkan, para warga sempat berteriak-teriak untuk membangunkan penghuni rumah. Namun, teriakan itu tidak digubris sementara pintu rumah terkunci dari dalam. Oleh karena itu, warga terpaksa mendobrak pintu rumah terebut.
Saat pintu terbuka, api sudah sangat besar. Mereka kemudian berusaha memadamkannya. Namun, betapa kagetnya warga karena melihat jasad Roby tergantung di atas api yang berkobar. Adung menduga, Rob telah melakukan bunuh diri.
“Pintu bisa didobrak oleh Pak Sanan dan Sarip. Saat hendak memadamkan api, kami melihat Roby berada di atas api tumpukan limbah dengan kondisi meninggal dunia karena gantung diri,”jelasnya.
Setelah mengetahui Roby tergantung, warga segera mencari penghuni lainnya. Mereka kemudian menemukan NC (14) di kamarnya dengan posisi tergeletak dan mukanya tertutup oleh bantal. Warga mencoba membangunkan NC. Menurut Adung, saat NC dibangunkan dan diambil bantalnya, terdapat tali rafia di leher korban dengan ikatan yang sangat kuat dan kencang, bahkan sulit untuk dilepaskan.
“Sebagian memadamkan api, sebagian lagi mencari penghuni lain. Akhirnya ditemukan NC di kamarnnya. Kami kira sedang tidur. Soalnya handphonenya pun masih menyala, sedang memutar musik, tetapi saat dibangunkan dan diambil bantalnya, NC ternyata sudah tidak bernyawa. Di lehernya masih ada jeratan tali rafia,” jelasnya.
Setelah itu, Adung pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan, namun sesampainya di kamar mandi, dia justru menemukan jenazah GAR. Bocah berusia tiga tahun itu berada di dalam drum yang berisi air dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas.
“Kami sempat mencari GAR ke tumpukan limbah karena khawatir dipendam di tumpukan limbah, tetapi tidak ada. Waktu itu saya ingin cuci tangan, tetapi sesampainya di kamar mandi, ternyata, GAR ada di dalam drum, dengan kondisi tidak bernyawa. Kami juga sempat mencari LM, istri Roby sekaligus ibu anak-anak itu, namun ternyata tidak ada karena sedang pergi ke rumah orang tuanya, yang tidak jauh dari lokasi,”katanya.
Warga akhirnya fokus memadamkan api dan tidak berani menyentuh jenazah sebelum pihak Kepolisian tiba di lokasi. Setelah pihak kepolisian tiba di lokasi, ketiga jenazah langsung dievakuasi dan dibawa ke RSUD Balaraja untuk dilakukan autopsi.
“Setelah api padam, kami langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Kepolisian Sektor Balaraja. Setelah itu kami membantu pihak kepolisian untuk mengevakuasi jenazah dan dibawa ke RSUD Balaraja, ” jelasnya.
Adung menduga, NC dan GAR dibunuh oleh Roby. Setelah NC dan GAR tewas, Roby langsung bunuh diri dengan cara menggantung diri, dan membakar limbah di dalam kamarnya.
Menurut Adung, di luar kamar Roby, terdapat sebuah sepeda motor Honda Blade dengan kondisi tangki bensin terbuka dan disambung selang menuju pembakaran limbah di kamarnya.
“Kemungkinan NC dan GAR dibunuh Roby, kalau melihat kondisi jenazahnya. Lalu Roby gantung diri setelah membunuh kedua anaknya. Kelihatannya, limbah itu juga sengaja dibakar oleh Roby, ditambah ada selang dari pusat api menuju tangki motor,” jelasnya.
Adung mengaku, tidak tahu menahu, alasan Roby melakukan perbuatan setega itu. Pelaku jarang bergaul dengan warga setempat dan tertutup. Roby juga jarang berada di rumah tersebjut.
“Roby ini jarang bergaul dengan warga sini. Dia kan punya usaha limbah juga di Seglok kalau tidak salah., Jadi pulang ke sini hanya waktu-waktu tertentu saja. Dia bersama istrinya LM menempati rumah itu sekitar tahun 2018. Roby bukan asli sini. Dia pindahan dari Desa Pasir Bolang, Tigaraksa. Istrinya yang asli sini, ” terangnya.
Kapolsek Balaraja AKP Teguh membenarkan penemuan mayat di dalam rumah di Kampung Sukamantri, Desa Gembong, Kecamatan Balaraja. Kata Teguh, ketiga jenazah itu diantaranya Roby, NC, dan GAR.
“Iya benar, Roby tergantung, NC tergeletak di lantai kamarnya dan ada tali dilehernya, GAR berada kamar mandi di dalam drum berisi air, ” terangnya.
Teguh mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, sehari sebelum peristiwa Roby dan LM sempat bertengkar, LM kemudia pergi ke rumah orang tuanya. Menurut Teguh, pihaknya belum bisa memastikan peristiwa itu pembunuhan atau bukan karena masih melakukan penyelidikan dan menunggu laporan hasil autopsi dari RSUD Balaraja.
“Berdasarkan keterangan yang kami dapat, mereka sempat bertengkar. Tetapi, kami belum bisa memastikan, itu pembunuhan atau bukan, kami masih melakukan penyelidikan, dan menunggu hasil autopsi. Nanti perkembangannya kami informasikan lagi,”terangnya. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post