SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, sedang mengajukan bantuan mobil pemadam kebakaran (Damkar) kepada Pemerintah Pusat.
Tindakan itu terpaksa dilakukan, karena usulan penambahan armada Damkar tidak pernah disetujui oleh Pemkab Pandeglang sejak diusulkan pada tahun 2018 lalu hingga tahun 2023 ini.
Sekretaris BPBDPK Kabupaten Pandeglang Nana Mulyana, mengakui pihaknya segera mengajukan permohonan bantuan penambahan armada Damkar kepada Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan itu bukan berupa barang atau mobil, melainkan dan untuk pengadaan armada Damkar.
“Kita dalam proses pengajuan bantuan Damkar kepada BNPB, Pemerintah Pusat. Memang di BNPB itu enggak ada mobil damkar, tetapi kita mohonkan bantuannya. Mudah-mudahan nanti ada jawabannya, bisa berupa nanti pembelian damkar dulu, atau langsung dibelikan damkar,” kata Nana, diruang kerjanya, Selasa (21/11/2023).
Nana mengatakan, saat ini pihaknya hanya memiliki tiga unit Damkar dan harus melakukan penanganan kebakaran di semua wilayah Pandeglang. Jumlah itu, kata dia, tidak ideal karena wilayah Pandeglang terlalu luas apabila harus ditangani oleh tiga unit damkar.
“Idealnya satu wilayah itu satu atau ada enam unit damkar. Kita kan hanya punya tiga mobil damkar, terlebih salah satunya mengalami kerusakan dan masih dalam proses perbaikan. Jadi sekarang hanya ada dua unit damkar yang beroperasi,” tambahnya.
Nana mengatakan, keterbatasan armada tersebut berdampak terhadap penanganan bencana kebakaran di Kabupaten Pandeglang. Soalnya, kata dia, banyak masyarakat yang mengeluhkan lambatnya penanganan bencana kebakaran di Pandeglang.
“Personel damkar kita sering diledek, sering disoraki masyarakat karena datang terlambat ke lokasi kebakaran. Bukan ingin kita seperti itu, tetapi memang karena keterbatasan armada damkar. Jadi mau bagaimana lagi, kita ya hanya bisa menerima perlakuan itu,” t7nya.
Kepala Bidang (Kabid) Damkar BPBDPK Kabupaten Pandeglang Endan Permana mengatakan, pihaknya kerap kesulitan memadamkan api yang membakar rumah warga, khususnya di wilayah selatan karena kekurangan mobil damkar.
“Jumlah mobil damkar yang beroperasi hanya tiga unit satunya rusak, dan tidak sebanding dengan luas wilayah Kabupaten Pandeglang, karena idealnya itu kita memiliki enam mobil damkar. Makanya repot, kewalahan juga kalau terjadi kebakaran di wilayah selatan,” kanya.
Seharusnya, kata dia, masing-masing wilayah memiliki satu unit mobil damkar, agar penanganan kebakaran dapat dilakukan dengan cepat. Usulan penambahan armada yang diajukan setiap tahun tidak pernah mendapat respons.
“Di kita (Pandeglang,red) itu kan ada enam wilayah, nah masing-masing wilayah itu seharusnya ada mobil damkar yang disiagakan. Tetapi untuk saat ini memang belum bisa dilakukan, karena memang kita masih kekurangan jumlah mobil damkar itu sendiri,” ujarnya lagi.
Menurut Endan, ada tiga kecamatan yang rawan terjadi kebakaran, yaitu Kecamatan Panimbang, Saketi, dan Kecamatan Pagelaran.
Selain itu, wilayah selatan Pandeglang menjadi perhatian serius pihaknya, karena penanganan kebakaran cukup sulit dan memakan waktu lama.
“Tetapi secara keseluruhan semua wilayah di Pandeglang rawan terjadi kebakaran, cuma yang paling rawan itu memang hanya ada di tiga kecamatan itu. Memang tiga wilayah itu bukan daerah yang padat penduduk, tetapi kebanyakan rumah yang ada itu semi permanen, jadi mudah kebakaran, karena kasus kebakaran yang selama ini terjadi karena lilin atau lampu cempor,” imbuhnya. (mg4)
Diskusi tentang ini post