SATELITNEWS, TANGERANG – Untuk mencegah terjadinya inflasi besar-besaran, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tangerang melakukan dua langkah jitu, diantaranya tanam cabai serentak dan jaga kestabilan stok pangan.
Kepala Bagian Ekonomi Setda Pemerintahan Kabupaten Tangerang, anggota TPID Kabupaten Tangerang, Iskandar Nordat mengatakan, penyebab inflasi di setiap daerah, khususnya Kabupaten Tangerang adalah harga beras dan harga cabai yang tinggi.
Pasalnya, beras dan cabai sudah menjadi suatu bahan makanan pokok untuk masyarakat Indonesia, khususnya Kabupaten Tangerang. Untuk menekan hal itu, pihaknya telah melakukan beberapa langkah diantaranya, selalu melakukan kontrol harga pangan dan mengecek ketersedian stok pangan di setiap minggunya.
“Langkahnya banyak, salah satunya pemantauan harga dan stok setiap minggunya. Kita dapat memastikan barangnya ada, dan harganya masyarakat juga harus tahu,” jelas Iskandar Nordat kepada Satelit News, Senin (20/11).
Katanya, jangan sampai harga tinggi stok barangpun tidak ada. Maka, itu akan menjadi persoalan yang berbahaya. Kata dia, meski harga fluktuatif atau naik turun, yang penting barangnya selalu ada.
Kata Nordat, selain melakukan pemantauan untuk mencegah inflasi, Pemerintah Kabupaten Tangerang juga mensosialisasikan gerakan tanam pohon cabe kepada masyarakat. Meski, efeknya tidak dirasakan langsung, namun lambat laun bisa mencegah terjadinya inflasi yang disebabkan tingginya harga cabai.
“Selama ini kan, naiknya harga cabai karena produksi berkurang, permintaan banyak. Seperti yang terbaru ini, akibat El-Nino, produksi cabai menurun, sementara permintaan di pasar cukup tinggi. Nah, kalau setiap warga menanam cabai, maka tidak akan terpengaruh,” tukasnya.
Menurut Nordat, untuk menekan inflasi tidak bisa hanya dilakukan oleh satu OPD saja, semua harus bekerja sama. Diantaranya, Disperindag harus memastikan data dan harga, lalu Dinas Pertanian harus memastikan ketersediaan stok pangan.
“Untuk dinas pertanian, harus bisa menjaga hubungan baik dengan daerah-daerah pemasok kebutuhan pangan, semisal beras, cabai dan lainnya. Karena, kebutuhan pangan di Kabupaten Tangerang masih mengandalkan daerah lain, seperti Jawa Barat dan Jawa Timur, mengingat Kabupaten Tangerang merupakan daerah industri bukan agraria,” tandasnya.
Adapun perkebunan atau lahan pertanian di Kabupaten Tangerang tidak signifikan, untuk memenuhi kebutuhan komoditi masyarakat. Meski demikian, kata Nordat, inflasi di Kabupaten Tangerang terbilang masih dapat dikendalikan dan aman.
“Untuk Nasional di angka 2,36 persen, Provinsi Banten 2,38 dan di Kabupaten Tangerang sendiri 2,32 persen. Intinya, kalau dikita masih terbilang aman dan terkendali,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, harga cabai berangsur turun. Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch.Maesyal Rasyid mengatakan, bahwa Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) lakukan sidak ke beberapa pasar tradisional di Kabupaten Tangerang, diantaranya Pasar Tigaraksa, Cisoka, Balaraja, Curug, Kelapa Dua, dan Sepatan.
Saat dilakukan sidak oleh TPID, diketahui harga berbagai macam jenis cabai sudah berangsur turun dari harga sebelumnya, yang terbilang cukup tinggi. Dengan rincian, cabai rawit merah rata-rata Rp 87.500, cabai merah kriting harganya Rp 80.000, cabai merah besar Rp 65.000, dan cabai rawit hijau berada di harga Rp 60.000 per Kg.
“Semua jenis cabai mengalami penurunan harga per hari ini (kemarin, red). Dan, harga-harga ini berdasarkan pendataan monitoring tim TPID, ” katanya kepada Satelit News, Kamis (16/11). (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post