SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pamulang Bersatu (AMPB) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Kamis (23/11). Mereka menyoroti sejumlah isu jelang HUT Tangerang Tangerang Selatan. Mulai dari TPA liar, kabel semrawut hngga transportasi umum.
Koordinator aksi, Arimansa Eko Putra mengatakan, sejumlah persoalan yang terjadi di Kota yang memiliki motto “Cerdas, Modern, dan Religius” ini harus menjadi perhatian khusus dan harus segera diselesaikan.
“Adapun poin tuntutan kami salah satunya terkait Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dimana kantor dinas bergabung dengan salah satu objek bisnis.
Tidak adanya plang kantor yang menandakan adanya kantor pemerintah dan minimnya keterbukaan informasi,” ujarnya.
Selain itu, terdapat poin lainnya yang menyoroti sejumlah persoalan. Pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Arimansa mempertanyakan anggaran yang dikeluarkan. Pasalnya, kata dia, banyak kendaraan operasional pengangkut sampah yang tidak layak pakai tetapi masih beroperasi.
“Kemudian untuk Dinas Lingkungan Hidup ini banyak mobil mobil tidak layak kita mempertanyakan juga anggaranya dari sekian tahun tidak ada perbaikan mau pun ganti mobil. Ini sangat membahayakan dan mobil ini dalam pengangkutan tidak ditutup,” ucapnya.
“Lalu yang menjadi pertanyaan kami mengapa begitu besarnya anggaran yang dikeluarkan DLH dalam pengelolaan sampah, Pemerintah harus menjelaskan detail transparansi anggaran yang dikeluarkan DLH,” sambungnya.
Selain itu, pihaknya juga mempertanyakan kinerja yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tangsel dalam menjalankan tugas pokok fungsinya.
“Hari ini kita pertanyakan juga kinerja Pol PP apa peran mereka, anggaran sudah besar buat mereka. Namun pada hari ini tidak menjalankan sesuai tupoksi. Satpol PP ini tidak menutup juga parkiran liar sepanjang jalan raya Siliwangi. Kemudian terkait prostitusi Satpol PP ini tidak mengamankan juga prostitusi terkait di jalan Siliwangi ini. Ini kan hal yang diketahui secara umum,” sambungnya.
Arimansa mengatakan, sampai saat ini Pemkot Tangsel juga belum memberikan pelayanan di bidang transportasi umum sebagai langkah meminimalisir kemacetan.
“Kami juga melihat masalah kabel semrawut yang membahayakan tidak bisa diselesaikan,” jelasnya.
Pantauan di lokasi, sempat terjadi ketegangan dalam aksi tersebut. Tidak lama berselang, titik aksi dipaksa mundur ke depan pintu masuk kendaraan. Namun, hingga sore hari tidak ada satupun satu perwakilan yang menemui para mahasiswa. (eko)
Diskusi tentang ini post