TANGERANG SELATAN—Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) DSDABMBK Tangsel hampir menyelesaikan pembangunan infrastruktur untuk penanganan banjir pada tahun 2023. Sejumlah pekerjaan fisik tersebut diantaranya pembangunan turap sungai, tandon, peninggian jembatan dan penataan drainase.
Hingga saat ini progres pembangunannya rata-rata mencapai 90 persen. Khusus untuk pembangunan infrastruktur jembatan, bidang ketinggiannya sudah selesai ditambahkan.
Selain pembangunan tandon sebagai upaya pencegahan risiko banjir, pada tahun ini Dinas SDABMBK membangun long storage sebagai upaya memarkirkan air saat hujan turun. Salah satu long storage yang dibangun berada di perumahan Pondok Jagung.
Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangerang Selatan Robbi Cahyadi menjelaskan terdapat sejumlah kendala teknis yang ditemui di lapangan. Di antaranya adalah masalah kesiapan lahan yang akan dilakukan pembangunan turap dan drainase. Di beberapa titik, terdapat bangunan yang melewati garis sempadan sungai (GSS) dan garis sempadan jalan (GSJ) dan utilitas yang akhirnya ikut ditata.
Jika sudah begitu, Robbi menyebutkan perlunya melakukan sosialisasi dan pendekatan kembali dengan warga sebelum membangun yang berada di GSS maupun GSJ dilakukan pembongkaran. Diharapkan ada kerjasama dengan kewilayahan untuk menegur jika ada warga yang melakukan pelanggaran, ini akan merugikan banyak orang.
“Sebagian besar warga mau (bangunannya-red) dibongkar, tapi itu mungkin butuh waktu lagi,” terang Robbi.
Adapun bangunan milik warga yang dibongkar karena pelanggaran aturan tersebut, di antaranya ada di wilayah Kecamatan Pamulang dan wilayah Kecamatan Pondok Aren.
“Di Cibenda dan Vila Bintaro Regency, ada beberapa bangunan warga kita bongkar, karena bangunannya melanggar aturan tadi (GSS-red),” sebut Robbi.
Sementara pada pekerjaan drainase, tak jarang kendala teknis yang sering ditemui adalah adanya pipa saluran air bersih atau kabel milik PLN yang tidak sesuai kedalaman 1,2—1,5 meter di bawah tanah. Pipa-pipa itu kemudian terpaksa digeser.
Diakui Robbi, DSDABMBK harus selalu melakukan koordinasi terlebih dahulu ke perusahaan air minum jika lubang yang digali untuk drainase terdapat pipa saluran air. Sedangkan pada kabel PLN, dilakukan hanya dengan menggeser posisi kabel tersebut.
Selain itu, kata Robbi, ada kendala teknis berupa ketersediaan bahan untuk pengaspalan jalan. Menurut dia, pada bulan-bulan jelang tutup tahun seperti sekarang ini, banyak pihak yang mau melakukan pengecoran dan pengaspalan jalan dengan hotmix. Sehingga, semuanya berebut bahan material.
“Bukan kita aja, semua bahan rebutan. Tapi di kita semua sudah terjadwal, mohon maklum dan mohon maaf kalau ada keterlambatan, tapi penanganan dari kita sudah on the track,” pungkas Robbi. (adv)
Diskusi tentang ini post