SATELITNEWS.COM—Di sebuah kota yang masyarakatnya hidup dengan harmonis, tinggallah Dan Morgan yang dibintangi Mark Wahlberg bersama istrinya, Jessica yang diperankan Michele Monaghan dan ketiga anaknya, Nina (Zoe Colletti), Kyle (Van Crosby), dan Max (Iliana Norris).
Sementara Jessica adalah seorang terapis, putrinya adalah seorang yang sedang mengalami krisis identitas (dulunya dia tidak secuek itu dengan putranya), dan putranya adalah seorang gamer yang aktif di streaming media platform. Dan Morgan sendiri terlihat bahagia sebagai penjual mobil.
Tapi tentu saja gambar yang menyenangkan ini ada sesuatu yang aneh. Meskipun Dan adalah seorang kepala keluarga yang baik, suami yang setia, dan penjual mobil yang mempunyai skill yang meyakinkan untuk membuat pembeli membeli dagangannya, ia menghindar dari social media. Di awal film, penonton akan diperlihatkan bahwa Dan sepertinya mempunyai masalah yang tidak bisa ia ungkapkan kepada keluarganya.
Berikut twist yang muncul: Dan ternyata dulunya adalah seorang pembunuh bayaran nomor satu. Tentu saja ketika ia memilih hidup normal, ia harus melupakan masa lalunya. Sampai akhirnya masa lalunya mendatanginya. Dan tidak memiliki rencana lain selain memboyong seluruh keluarganya ke Vegas untuk ‘liburan’ sembari satu per satu menghabisi siapa pun yang menghalangi jalannya.
Dari premisnya yang standar (Anda bisa melihat variasi konsep ini dalam berbagai jenis film tapi mungkin yang paling terkenal adalah True Lies karya James Cameron), The Family Plan memang dimaksudkan sebagai tontonan keluarga yang santai. Anda tidak perlu memerlukan banyak konsentrasi untuk menyaksikan film ini. Bagian terbaiknya adalah The Family Plan jauh lebih bisa ditonton daripada Ghosted yang kemarin digadang-gadang sebagai blockbuster. Bagian buruknya, The Family Plan tidak didesain dengan maksimal.
Ditulis oleh David Coggeshall dan disutradarai oleh veteran Simon Cellan Jones, humor yang ditawarkan oleh The Family Plan adalah bagaimana Dan menyembunyikan identitasnya sepanjang road trip keluarga ini. Satu jam pertama dihabiskan dengan berbagai variasi Dan menghabisi penjahat-penjahatnya (yang tentu saja dilakukan dengan sangat canggih karena dia adalah mantan pembunuh bayaran terkenal) tanpa satu pun anggota keluarganya tahu tentang masa lalunya. Tidak ada yang salah dengan konsep humor ini hanya saja setelah satu jam, humor yang ditawarkan secara repetitif.
Tentu saja sebagai sebuah hiburan ringan, Anda tidak bisa mempertanyakan soal pesan film ini. Bagaimana bisa semua orang pada akhirnya ‘menerima’ bahwa bapak atau suami mereka senang membunuh? Tidak ada yang peduli soal ini, yang penting Dan Morgan pada akhirnya berubah menjadi bapak dan suami yang lebih hidup.
Sebagai sebuah film aksi, The Family Plan juga agak keteteran. Mark Wahlberg tentu saja bisa memerankan karakter pembunuh bayaran tangguh sekaligus kepala keluarga yang mudah dicintai, tapi dilihat sebagai film laga, dua per tiga film ini dikerjakan dengan kurang semangat. Editing-nya sengaja dibuat cepat untuk memberikan ilusi bahwa semua bahaya terasa nyata. Tapi kalau Anda perhatikan secara teliti, tidak ada yang spesial dengan ini.
Ditulis oleh David Coggeshall dan disutradarai oleh veteran Simon Cellan Jones, humor yang ditawarkan oleh The Family Plan adalah bagaimana Dan menyembunyikan identitasnya sepanjang road trip keluarga ini. Satu jam pertama dihabiskan dengan berbagai variasi Dan menghabisi penjahat-penjahatnya (yang tentu saja dilakukan dengan sangat canggih karena dia adalah mantan pembunuh bayaran terkenal) tanpa satu pun anggota keluarganya tahu tentang masa lalunya. Tidak ada yang salah dengan konsep humor ini hanya saja setelah satu jam, humor yang ditawarkan secara repetitif.
Tentu saja sebagai sebuah hiburan ringan, Anda tidak bisa mempertanyakan soal pesan film ini. Bagaimana bisa semua orang pada akhirnya ‘menerima’ bahwa bapak atau suami mereka senang membunuh? Tidak ada yang peduli soal ini, yang penting Dan Morgan pada akhirnya berubah menjadi bapak dan suami yang lebih hidup.
Sebagai sebuah film aksi, The Family Plan juga agak keteteran. Mark Wahlberg tentu saja bisa memerankan karakter pembunuh bayaran tangguh sekaligus kepala keluarga yang mudah dicintai, tapi dilihat sebagai film laga, dua per tiga film ini dikerjakan dengan kurang semangat. Editing-nya sengaja dibuat cepat untuk memberikan ilusi bahwa semua bahaya terasa nyata. (dtc)
Diskusi tentang ini post