SATELITNEWS.COM, SERANG—Perekonomian Banten pada tahun 2023 diprediksi tumbuh sampai 5,3 persen atau sejajar dengan pertumbuhan ekonomi nasional pusat. Penguatan perekonomian itu ditopang oleh sektor industri, perdagangan, dan konstruksi yang sudah mulai pulih pascapandemi covid-19. Meski demikian, sektor transportasi dan pergudangan tercatat persisten menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2023 ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Banten Imaduddin Sahabat. Dia mengatakan, sepanjang tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Banten terus membaik. Pertumbuhan Banten pada triwulan I kemarin tercatat 4,97% secara year on year, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional dan tertinggi di regional Jawa yang masing-masing sebesar 4,94% dan 4,83% (yoy).
“Dari sisi permintaan, konsumsi masyarakat juga terus meningkat. Begitu pula dengan perkiraan kami menjelang hari besar keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru 2024. Optimisme masyarakat tidak terlepas dari perbaikan keyakinan akan perbaikan ekonomi dalam enam bulan ke depan,” ujar Imaduddin saat acara Banten Economic Outlook 2023 yang mengusung tema kemandirian pangan meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan potensi lokal Banten, Senin (18/12).
Sementara itu, lanjutnya, BI sendiri memprakirakan pertumbuhan ekonomi nasional dapat mencapai kisaran 4,7-5,5% pada 2024 dan akan meningkat 4,8-5,6% pada 2025. Namun untuk Provinsi Banten sendiri, diakui Imaduddin, harus banyak memperhitungkan berbagai indikator untuk bisa mengukur itu.
Misalnya, melandainya inflasi di tahun 2023, dimana pada akhir tahun 2022 inflasi tercatat sebesar 5,08% (YoY), sampai dengan Oktober inflasi gabungan di tiga kota di Provinsi Banten turun menjadi 3,03%. Selain itu nilai ekspor Provinsi Banten yang cukup besar mencapai $2,98 miliar pada triwulan II tahun 2023, padahal kondisi global sedang mengalami penurunan permintaan.
“Bahkan Provinsi Banten berada pada peringkat 5 nasional untuk realisasi Penanaman Modal Asing (PMA), yakni senilai USD1,21 miliar atau lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan Il| 2022 yang senilai USD 1,15 miliar, termasuk juga realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga berada pada peringkat 5 besar nasional yaitu, senilai Rp10,07 triliun meningkat dibandingkan Rp7,80 triliun,” jelasnya.
Dalam sektor pangan, tambahnya, Banten sebagai salah satu lumbung pangan nasional, perlu terus berupaya melakukan upaya peningkatan produktifitas maupun diversifikasi melalui hilirisasi produk. Hal ini guna meningkatkan nilai dari hasil pertanian di Banten.
“Di tengah penurunan inflasi bahan makanan dan peningkatan NTP, perlu kita akui bahwa NTP di Banten masih tergolong rendah dibandingkan provinsi lainnya di Jawa. Terdapat pula ruang peningkatan untuk mendorong efektifitas distribusi pangan dari dan ke luar wilayah Banten,” ucapnya.
Kebijakan hilirisasi pertanian, perkebunan dan perikanan perlu ditempuh melalui tiga strategi yang saling mendukung. Strategi pertama fokus pada hilirisasi komoditas pendukung stabilisasi harga dan keunggulan daerah sehingga inflasi lebih terkendali dan pertumbuhan ekonomi daerah lebih tinggi. Strategi kedua diarahkan pada hilirisasi komoditas pendukung stabilitas eksternal ekonomi nasional sehingga ekspor bernilai tambah lebih tinggi dan sekaligus sebagai substitusi impor.
“Strategi ketiga pada hilirisasi komoditas padat karya sehingga mendukung penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat sinergi terakhir adalah kebijakan perdagangan, investasi dan infrastruktur,” ungkapnya.
Terakhir, dengan masih berlanjutnya tekanan geopolitik dan tekanan pada ekspor komoditas utama Banten, perlu upaya melakukan diversifikasi kebijakan perdagangan orientasi ekspor ke negara non tradisional. Di samping itu, investasi Banten yang persisten tinggi perlu ditingkatkan inklusifitasnya sehingga dapat berpengaruh pada penciptaan lapangan kerja di Banten.
“Hal ini dapat ditempuh dengan konsistensi menghubungkan ekonomi Banten utara dan Banten selatan melalui kerjasama intra daerah. Diharapkan dengan 5 langkah sinergi tersebut, ketahanan dan kebangkitan ekonomi Banten dapat tercapai dan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2024 yang akan datang,” tutupnya.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar menambahkan, kondisi situasi dunia dalam keadaan sulit dalam berbagai hal. Tetapi di dalam kesulitan itu ada peluang dan itu yang ingin terus dikejar. Peluang itu rasional untuk didapatkan karena Banten dengan luas wilayah yang sangat cukup, kemudian jumlah penduduknya besar mencapai 12 juta, lalu infrastruktur sudah banyak terbangun seperti Bandara Internasional, bentangan jalan tol yang sudah sampai ujung.
“Meskipun ada beberapa titik ruas jalan yang masih harus kita tingkatkan dan kita sedang berusaha untuk menetapkan titik-titik transportasi untuk menunjang factor produksi Kabupaten dan Kota
sehingga Pemprov mengambil alih 13 ruas jalan untuk kita perbaiki di 2024,” katanya.
Al juga berkomitmen akan menyelesaikan 80 ruas jalan lagi sampai tahun 2025 menjadi kondisinya mantap. Hal itu penting dilakukan sebagai daya dukung pemerintah dalam rangka meningkatkan tata perekonomian di Provinsi Banten.
“Keadaan nyata Provinsi Banten saat ini ada banyak capaian yang telah didapatkan dan tentu itu tidak cukup sampai di situ, harus terus dikembangkan dengan target-target baru untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post