SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Bermula dari hobinya mengoleksi mobil klasik atau jadul justru membawa berkah. Mobil miliknya kerap menjadi langganan sebagai properti film, video klip iklan dan kegiatan lainnya. Cuan pun mengalir deras masuk pundi-pundinya. Ya, dia adalah Deva Duti Tudela (34) warga Ciledug, Kota Tangerang.
Salah satu koleksi yang membawa rezeki adalah mobil Taksi lawas Toyota Corolla KE kelahiran tahun 1973. Mobil tersebut didapatkannya dari keluarga sopir yang pernah menjadi pengemudi Taksi dari perusahaan President Taksi.
“Sebenarnya ga sengaja beli mobil pertama taksi ini, waktu itu di daerah Fatmawati (Jakarta Selatan) melihat di garasi rumah pemilik, saat itu tanpa pikir panjang dan memiliki uang yang cukup langsung saya tawar, namun tidak dijual, beberapa bulan kemudian pemilik menghubungi dan bersedia menjualnya,” ujar Deva ketika ditemui belum lama ini.
Dia mengatakan, saat itu banyak orang mempertanyakan keputusannya membeli mobil lawas. Padahal dengan nilai yang dikeluarkannya ia bisa mendapatkan mobil pabrikan terbaru. “Saya melihat taste yang berbeda dari mobil ini. Saya orangnya suka tampil beda, kalau yang biasa malah enggak suka, pengen lain dari yang lain,” ungkap Deva.
Mobil berkelir kuning itu diklaim Deva sebagai satu-satunya taksi lawas di Indonesia yang masih orisinil berstandar taksi, lengkap dengan argo yang masih aktif, serta belum pernah dicat. “Sampai sekarang taksi belum pernah direstorasi, saya tetap menjaga naturalnya sebagai taksi dari tahun 1973,” kata dia.
Kondisi taksi yang masih standar dan natural itu menjadi alasan banyaknya rumah produksi menggunakan taksi milik Deva sebagai properti film, terutama film yang berlatarkan tahun 1970. Mobil Taksi Deva disebut satu-satunya yang masih tersisa. Bahkan museum transportasi tidak memiliki koleksi mobil jenis tersebut. Taksi merupakan mobil lawas pertama yang dibeli Deva, menyusul kemudian beberapa koleksi lainnya yang tergolong unik dan langka seperti ambulans Mazda dengan setir kiri yang juga langganan menjadi properti film.
Deva menceritakan saat pertama kali mobil miliknya ditawari shooting film. “Pas di daerah Graha (Raya) bawa mobil taksi diberhentikan sama orang, dia mau ngobrol dan merasakan taste di dalamnya, ia ingin mengembalikan memori dengan taksi ini,” iapun memposting ke medsos,” ujar Deva yang akrab dipanggil Kumis. Postingan yang dibagikan di media sosial terkoneksi dengan teman-temannya yang bekerja di rumah produksi.
“Saya dihubungi untuk film pertama mobil taksi ini berjudul Suzanna Bernafas Dalam Kubur, taksi disewa selama 15 hari, saya juga ikutan berperan sebagai pengemudinya,” ujarnya. Setelah film pertama, taksi kuning kerap digunakan dalam berbagai judul film, video klip, dokumenter, hingga iklan. “Sudah tak terhitung jumlahnya, sekarang juga orang sudah mengenal saya dengan sebutan juragan taksi, kalau butuh properti mobil lawas ke kumis aja tuh yang di Ciledug,” ujar Deva berkelakar.
Mobil taksi lawas milik Deva mengundang nostalgia orang-orang yang melihatnya. Selain itu juga banyak cerita-cerita menarik yang dialami Deva dengan mobil taksinya. “Ada pernah orang DM di Instagram yang sengaja ingin datang mau lihat mobil dan foto-foto dengan taksi ini, katanya nostalgia dan mengingat kenangan bersama taksi ini,” ujar Deva. Lanjutnya, pernah saat mengantar keluarga ke Bandara Soekarno-Hatta. Taksi menjadi pusat perhatian di sana.
“Di Bandara kan dipisahkan yang taksi dan kendaraan pribadi, karena bergabung dengan taksi-taksi yang masih beroperasi saat ini, disana malah dikerumuni untuk berfoto dan melihat dari dekat, katanya. Kemudian saat ke pusat perbelanjaan, masuk ke lokasi parkir mobilnya tidak terscan karena termasuk golongan taksi. “Jadinya enggak dikenakan biaya parkir,” ujarnya.
Lalu saat dikeluarkan dari garasi untuk mengisi bahan bakar dan cuci steam ada saja kejadian menarik, seperti seorang lansia yang ingin menumpang taksi. “Dia taunya taksi ini beroperasi mungkin mengingat memori masa mudanya,” ujar dia.
Pernah juga saat digunakan untuk properti shooting film di kawasan Kota Tua Jakarta, taksi pernah diberhentikan oleh petugas Dishub. Karena tampilannya yang natural taksi ini disangka masih beroperasi. Sejak awal membeli mobil taksi lawas, Deva tak pernah terpikirkan koleksinya menjadi langganan properti film, iklan dan video klip.
“Nggak kepikiran menjadi hobi yang menghasilkan, niatnya hanya beli aja ketika ketemu yang lawas dan suka,” ujarnya. Ia mengatakan filosofinya memiliki mobil lawas yakni berbeda dari kebanyakan mobil saat ini. “Misalkan dalam satu komplek kita membeli mobil keluaran terbaru pasti dua atau tiga tetangga pasti punya, jadi bukan suatu hal yang bisa dibanggakan,”ungkapnya.
Tetapi ketika memiliki mobil tua yang beda, mereka ga tau harganya dan ga bisa ditakar harganya berapa, kalau di jalan pun perbedaan, kalau mobil biasa ya biasa aja, kalau mobil tua dijalan jadi pusat perhatian, ada aja ditemui, sering di tegur orang, diajak ngobrol, sering di kasi pujian dan lainnya,” kata Deva.
Deva menambahkan, terkait perawatan dan onderdil mobil lawas sama dengan mobil keluaran terbaru. “Saat ini mudah didapat melalui komunitas, komunitas akan bantu mencarikan kebutuhan onderdil, dan sekarang juga onderdil mudah didapat secara online,” ungkapnya.(made)
Diskusi tentang ini post