SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Banjir yang melanda Perumahan Citra Prima Serpong 2, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu pada Rabu (27/12) lalu diduga akibat penyempitan kali Cisalak di bagian hulu. Air yang mengaliri kali di perumahan tersebut tidak dapat mengalir dengan lancar sehingga menggenangi rumah-rumah warga.
Ketua RT 01 RW 06 Kelurahan Kranggan Supriyadi menjelaskan Perumahan Citra Prima Serpong 2 bertetangga dengan perumahan Lagoon Serpong. Kali yang melintasi Citra Prima Serpong 2 mengalir hingga perumahaan Lagoon di bagian hulu.
Menurut Supriyadi, aliran kali tersebut dibuat “patah” di perumahan Lagoon. Sehingga, air tidak dapat mengalir dengan lancar.
“Mereka menyalahi site plant awal yang dia ajukan ke kita. Ini belok-belok. Ada perubahan struktur kali saat pembangunan perumahan itu. Karena dulu Lagon itu danau,” ungkap Supriyadi, Kamis (28/12).
Supriyadi menjelaskan banjir pertama terjadi pada tahun 2017 lalu. Ketika itu pihak perumahan Lagoon sempat memberikan uang pengganti. Namun, saat itu para warga diminta menandatangani surat dengan salah satu poinnya adalah apabila nanti terjadi banjir karena alam itu tidak bisa menuntut dalam bentuk apapun.
“Dulu saya belum jadi pengurus jadi kita cuek aja dengan suasana pembangunan mereka. Cuma dulu kita fokus ke kali, karena kita khawatir terjadi ini. Harusnya bermasalah ini. Waktu itu juga arah kali tidak begitu, terus kok berubah. Ya dulu kan kita mikirnya ya tanah dia, kita ngga mikir kesini-sini bakal celaka terus,” katanya.
Supriyadi bersama warga mengaku telah mencoba bertemu dengan manajemen Lagoon. Tetapi mereka tidak menemukan solusi persoalan banjir tersebut.
“Saya pernah datang untuk konfirmasi, karena ini sudah terjadi bagaimana kita bertetangga gimana caranya air ini naik cepat hilanglah,” sebutnya.
Lurah Kranggan, Madih Mading mengatakan akan melakukan koordinasi pada tahun depan dengan pihak Lagoon. Ia pun menyebut kemungkinan besar banjir disebabkan lantaran kontur pembangunan aliran kali.
“Penyebabnya sungainya itu di ujung sana dibikin gorong-gorong di lagoon. Itu permasalahannya. Iya mungkin juga pengecilan, mungkin juga karena penyumbatan karena pakai gorong-gorong di dalam. Kita ngga tau. Mungkin tahun depan kali ya, karena sudah pada libur juga ini,” untainya.
“Paling nanti saya hanya berusaha lobby pihak lagoon. Ya disesuaikan dengan hulunya, kalau di hulunya terbuka ya hilirnya juga harus terbuka juga. Kalau seandainya terbuka kan kita ada sampah bisa kita bersihkan. Kita ngga tahu ada penyumbatan atau tidaknya,” imbuhnya. (eko)
Diskusi tentang ini post