SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian masih melanjutkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino hingga Triwulan I tahun 2024. Kebijakan ini diyakini akan mampu menjaga daya beli masyarakat yang lesu akibat naiknya harga berbagai komoditas dampak iklim ekstrem El Nino.
Anggota Komisi VIII DPR Endang Maria Astuti mengatakan, iklim ekstrem El Nino membuat pola tanam petani terganggu. Petani yang biasanya sudah memulai masa tanam di periode Agustus-Oktober terpaksa menunda masa penanaman akibat kurangnya pasokan air ke lahan pertanian. “Siklus tanam mundur dua bulan. Hal ini mengakibatkan adanya gangguan suplai komoditas barang pokok, implikasinya harga beberapa komoditi meningkat,” kata politisi Fraksi Golkar ini, kemarin.
Karena itu, sambungnya, keputusan pemerintah untuk memberikan BLT kepada masyarakat terdampak sudah sangat tepat. Bantuan ini akan meringankan beban masyarakat utamanya bagi masyarakat miskin yang ikut terdampak akibat naiknya harga komodoti pangan. “Maka untuk menggantikan melambungnya harga pangan, pemerintah memberi substitusi pendapatan dengan BLT El Nino ini. Ini saya kira kebijakan paling tepat dan efektif yang dirumuskan oleh Pak Menko Airlangga Hartarto,” ujarnya.
Endang bilang, keputusan Menko Airlangga untuk memperpanjang masa pemberian BLT El Nino hingga Triwulan I tahun 2024 sudah tepat. Bantuan ini tentunya akan sangat membantu perekonomian masyarakat terutama ekonomi mikro di tataran rumah tangga.
Dia mengatakan, banyak manfaat ekonomi yang sangat dirasakan masyarakat dengan hadirnya BLT El Nino. Selain menjaga daya beli masyarakat, bantuan ini juga akan membuat peekonomian negara utamanya di sektor makro tetap terjaga dengan baik.
Adapun BLT El Nino ini berupa pemberian beras sebanyak 10 kilogram untuk sekitar 21 juta penerima manfaat. Total anggaran yang telah disiapkan Pemerintah dalam penyaluran BLT El Nino ini mencapai Rp 7,52 triliun. Selain menerima beras, sebanyak 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) ini akan memperoleh bantuan sebesar Rp 400.000/2 bulan.
“Bantuan ini tentu akan sangat membantu perekonomian keluarga dan akan menggerakkan ekonomi di sektor riil. Program-program seperti ini yang saya kira harus terus dilanjutkan untuk mengerek ekonomi masyarakat berpendapatan rendah,” tambahnya. (rm)
Diskusi tentang ini post