SATELITNEWS.COM, LEBAK—Bendungan Karian di Kabupaten Lebak resmi beroperasi. Bendungan Karian yang berada di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung yang diklaim multifungsi tersebut kini menjadi fokus BBWS C3 dalam hal penyaluran air. Pembebasan lahan untuk pemasangan pipa menjadi pekerjaan lanjutan.
Bendungan Karian yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dibangun sejak 2015 dan menelan anggaran biaya sebesar Rp2,27 triliun. Bendungan ini memiliki volume tampungan sebesar 315 juta meter kubik, dan memiliki luas genangan sebesar 1.773 hektare. Bendungan terbesar ketiga di Indonesia tersebut akan memberikan manfaat bagi masyarakat di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan sebagian kecil di Jawa Barat.
Kepala BBWS C3, I Ketut Jayada berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung pembangunan Bendungan Karian. Kementerian PUPR berharap, pemanfaatan bendungan ini dapat segera dilakukan supaya lebih optimal.
“Ke depannya, operasi dan pemeliharaan menjadi fokus Kementerian PUPR. Terlebih karena aset yang kita miliki ini memiliki fungsi dan manfaat yang luar biasa. Saat ini kita sedang dalam tahap pembebasan lahan untuk pipa transmisi sepanjang 59 Km. Sehingga dengan percepatan pembangungannya, maka fungsi bendungan akan lebih optimal,” jelas Jayada, Senin (8/1/2024).
Bendungan Karian juga memanfaatkan teknologi dalam pengoperasiannya. Untuk operasi pintu bendungan, baik pintu Intake Karian, Intake Ciuyah maupun Spillway, dikendalikan di Pusat Pengendalian Unit Pengelola Bendungan (UPB).
“Pusat pengendalian juga mencatat tinggi muka air, debit masuk waduk dan curah hujan, termasuk forecasting berdasarkan data yang tercatat setiap jam dan hari. Untuk pemeliharaan juga dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan rencana operasi waduk yang sudah disusun,” tandas Kepala Satker Pembangunan Bendungan BBWS C3 Arbor Reseda ini.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia menerangkan, Bendungan Karian yang dibangun sejak 2015 dan selesai pada 2024 ini memiliki manfaat utama untuk memenuhi penyediaan air baku yang akan dialirkan melalui Intake Karian dengan kapasitas 5,5 m3/ detik, dan Intake Ciuyah dengan kapasitas 9,1 m3/ detik.
“Intake Ciuyah akan mengalirkan air baku di Jakarta Barat dengan kapasitas 3,2 m3/ detik. Lalu Kabupaten Bogor dengan kapasitas 0,2 m3/ detik. Serta Banten dengan kapasitas 5,7 m3/ detik. Sementara, Intake Karian juga memiliki fungsi untuk menambah kebutuhan suplesi Daerah Irigasi (DI) Ciujung seluas 22.000 hektare dan mengalirkan air baku untuk Serang dan Cilegon dengan kapasitas 1,5 m3/ detik,” terang Dirjen Bob.(mulyana)
Diskusi tentang ini post