SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Pandeglang, tahun 2024 diberi target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp3,7 Miliar. Jumlah itu, lebih besar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp3,2 Miliar atau naik Rp500 Juta.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Pandeglang Al Anshar Nur mengakui, adanya kenaikan target PAD tersebut.
Pertimbangan kenaikan itu karena berbagai hal, terutama terkait mulai pulihnya perekonomian masyarakat akibat Covid-19 beberapa tahun lalu.
“Target kita tahun ini Rp3,7 Miliar atau naik sekitar Rp500 Juta-an lebih dibandingkan tahun sebelumnya. Kita akan kejar target itu. Tentunya, kita juga sudah menyiapkan beberapa strategi agar apa yang dibebankan kepada kita dapat terealisasikan,” kata Al Anshar Nur, Kamis (11/1/2024).
Pria yang akrab disapa Alan ini mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendataan terhadap kios-kios yang berjualan diberbagai pasar di Pandeglang.
Sebagai contoh, di Pasar Pandeglang, ada lebih dari 1.200 kios dan ratusan los serta pedagang yang berjualan di sekitar kawasan pasar.
“Kita optimistis apa yang ditargetkan dapat kita capai. Kalaupun tidak, paling tidak kita bisa mendapatkan diatas 70 persen masuk ke kas daerah. Tetapi, akan kita usahakan agar bisa lebih dari itu,” tambahnya.
Alan mengatakan, tahun 2023 pihaknya hanya bisa mendapatkan retribusi sebesar Rp1,8 Miliar dari Rp3,2 Miliar yang ditargetkan, atau sekira 57,6 persen.
“Tetapi, jika dibandingkan dengan instansi penghasil lainnya, angka yang kita dapat sudah terbesar,” tandasnya.
Alan mengaku, pihaknya sudah membuat beberapa skema agar target sebesar itu bisa terealisasi dengan baik.
Program itu sudah disampaikan kepada pimpinan, tinggal mendapatkan persetujuan dari Bupati Pandeglang.
“Kita sudah buat skema termasuk rancangan lainnya, saya yakin bisa menambah PAD. Tinggal, nanti pak Kadis menyampaikan kepada Ibu Bupati agar disetujui dan dibuatkan SK (Surat Keputusan),” ujarnya.
Ajat, seorang pedagang di Pasar Badak Pandeglang mengatakan, pihaknya baru melunasi biaya sewa yang sebelumnya terutang sebesar Rp8 Juta.
Kata dia, piutang itu terjadi karena dampak dari Covid-19, sehingga perputaran uang di wilayah pasar menjadi berkurang.
“Iya sempat nunggak, karena memang dampak Covid-19, bahkan kita sempat mengajukan adanya dispensasi atau keringanan. Sekarang sudah bisa kembali normal, dan saya juga bisa melunasi tunggakan yang ada,” akunya. (mg4)
Diskusi tentang ini post