SATELITNEWS.COM, SERANG – Harga beras di Provinsi Banten, dalam beberapa minggu terakhir masih konsisten berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) pada posisi Rp13.000 untuk jenis beras premium.
Posisi itu tidak bergeser turun, meskipun pemerintah sudah mengeluarkan stok beras di Bulog sebagai Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso mengungkapkan, kondisi harga beras yang tinggi itu sudah berlangsung cukup lama.
Hal itu, salah satunya disebabkan karena adanya peningkatan permintaan beras lokal dari masyarakat, sedangkan untuk beras medium atau SPHP dari Bulog minatnya kurang.
“Sejak awal adanya kenaikan, kita sudah antisipasi dengan mengeluarkan beras SPHP, tapi tetap saja tinggi karena ternyata masyarakat Banten lebih memilih beras local yang masuk kategori premium,” kata Babar, Senin (15/1/2024).
Meski demikian, lanjutnya, Pemprov memastikan jika pada momen-momen Hari Besar Keagamaan (HBK) yang akan datang harga-harga sejumlah komoditi itu akan stabil kembali dengan berbagai upaya yang saat ini tengah dilakukan oleh Pemprov Banten.
Selain beras, diakui Babar, beberapa komoditi lainnya yang menjadi kekhawatiran itu yakni harga telur dan daging ayam ras. Kedua komoditi ini akan naik manakala stok kebutuhan pakannya yakni Jagung berkurang atau telat masuk ke tingkat peternak seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Tapi terakhir saya pantau itu stok-nya cukup, dan harga telur saat ini aman di bawah HET yakni Rp25.500/kg sedangkan daging ayam ras Rp35.000/kg,” ucapnya.
Sedangkan untuk komoditi Cabai, saat ini sudah mendekati HET, dan Bawang sudah normal.
Untuk menstabilkan itu, tambahnya, Pemprov terus melakukan kordinasi dengan daerah penghasil seperti Jabar dan Jateng sebagai daerah champion.
“Memang bulan ini sudah memasuki panen raya, sehingga harganya sudah mulai mendekati normal,” imbuhnya.
Diketahui, beras dan cabai merah berdasarkan analisa Badan Ketahanan Pangan (Bapan) menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada Desember 2023, beras berada pada posisi 0,53 persen dan cabai merah 0,24 persen.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, beberapa waktu lalu komoditi di atas sangat berpengaruh terhadap angka inflasi nasional dan daerah. Namun saat ini kondisinya sudah semakin terkendali meskipun masih memerlukan berbagai upaya.
“Posisinya sekarang masih ada selisih sekitar 7 persenan, jauh lebih turun dibandingkan beberapa waktu sebelumnya,” ungkap Al.
Al Muktabar menjelaskan, terkait dengan pengendalian harga beras dirinya sudah melakukan pemantauan di beberapa titik seperti di Kecamatan Tanara yang sudah mulai melakukan percepatan gerakan masa tanam padi.
“Untuk bibit dan pupuknya juga sudah kita ajukan ke pusat,” ujarnya.
Hal yang sama juga dilakukan pada komoditi bawang merah. Meskipun di beberapa lokasi seperti Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Serang sudah memasuki masa panen bawang merah, tapi masih dibutuhkan tambahan stok untuk memenuhi kebutuhan.
“Kita sudah melakukan kerjasama dengan daerah champion untuk tambahan stok bawang merah seperti dengan Brebes dan Wonosobo,” ucapnya.
Sedangkan untuk bawang putih, diakui Al Muktabar masih mengandalkan dari stok impor yang dilakukan oleh Kementrian atau Lembaga terkait. Pasalnya, untuk kondisi lahan di Provinsi Banten kurang pas untuk tanaman bawang putih.
“Makanya kita secara rutin melakukan evaluasi Minggu seperti ini, salah satu tujuannya untuk mengevaluasi kondisi di setiap daerah serta persoalan apa saja yang dihadapi, sehingga bisa diintervensi bersama-sama,” jelasnya.
Secara umum, lanjut Al Muktabar, kondisi inflasi di Provinsi Banten cukup terkendali. Secara month-to-month (m-t-m) Kota Serang yang sebelumnya menjadi sorotan karena cukup tinggi, saat ini sudah menurun di kisaran angka 2,11 persen.
“Tinggal Kota Cilegon dan Kota Tangerang. Kota Tangerang ada kenaikan karena faktor harga avtur pesawat di Bandara Soekarno Hatta yang notabenenya itu merupakan kewenangan pusat,” pungkasnya.
Direktur Utama (Dirut) PT Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda) menambahkan, jika pihaknya sudah melakukan pembelanjaan komoditi bawang merah dan cabai merah untuk memenuhi kebutuhan dan menstabilkan harga di pasaran.
“Untuk bawang merah kita belanja dari Brebes sedangkan cabai merah dari Wonosobo,” katanya singkat. (luthfi)
Diskusi tentang ini post