SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Nama Manohara Odelia Pinot sempat jadi perbincangan hangat usai memutuskan untuk dinikahi oleh Pangeran Kelantan Tengku Muhammad Fakhry Petra pada 2008 lalu. Namun, keduanya bercerai pada 2009 tepat setelah 1 tahun mereka menikah.
Kala itu, Manohara mengungkapkan bahwa ia tidak pernah bahagia selama menikah dengan Tengku Muhammad Fakhry Petra. Alih-alih bahagia dipinang anggota kerajaan, Manohara justru mengalami KDRT di usia masih 17 tahun.
Dia tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia. “Di isolasi, kamarnya juga bukan kamar tidur itu sebenarnya gudang. Jadi di dalam itu nggak ada telfon, Mano nggak boleh,” ucap Manohara.
“Kalau ada koran atau majalah gitu jadi di cek dulu, make sure nggak ada apa-apa baru Mano dikasih. Jadi betul-betul ketat,” lanjut perempuan kelahiran Jakarta pada 28 Februari 1992.
Karena kehebohan ini, kisah kehidupannya diangkat ke dalam sinetron. Ia juga memerankan dirinya sendiri dalam sinetron berjudul Monohara.
Kini setelah bercerai dan meninggalkan dunia keartisan dan model, Manohara bergabung dalam dalam aktivis perlindungan hewan dan lingkungan.
Dalam wawancara yang tersebar di Instagram, Manohara baru saja hadir dalam pemutaran film tentang hewan.
“Malam ini ada kegiatan pemutaran dua film, satu dari animal fans Jogja tentang ayam bertelur, yang kedua tentang kelepaspiaraan hewan ekor panjang monyet,” ujar Manohara.
Wanita 31 tahun ini mengaku terjun ke dunia aktivis karena rasa pedulinya terhadap keselamatan hewan yang begitu tinggi. “Jadi baru mulai jadi relawan mulai 2019, memang kesadaran terhadap hewan sudah dari sejak kecil, saya seneng dan sudah dewasa bisa membuat aksi-aksi nyata dan konkrit untuk hewan di Indonesia,” ujarnya.
Berbagai pengalaman pun telah dirasakan oleh Manohara selama menjadi aktivis hewan. Seperti juga yang terlihat dari kegiatannya di media sosial.
Salah satunya yakni, ia bersama dengan aktivis Femke den Haas, yang selama 10 tahun belakangan aktif dalam kegiatan yang sama, berusaha membebaskan delapan ekor burung kasuari.
Upaya bersama yang telah dilakukan memungkinkan relokasi mereka kembali ke Papua. Nantinya burung-burung itu akan akan menjalani rehabilitasi di tangan orang-orang lokal di desa Nimbokrang & JAAN.
Hal ini pun langsung mengundang simpati para warganet. Banyak yang memuji Manohara atas apa yang telah dilakukannya sekarang. (bbs)
Diskusi tentang ini post