SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tetap optimistis lolos ke Senayan meski hasil hitung sementara atau quick count menempatkan partainya di bawah 4 persen.
“Tetap optimistis (lolos ke Senayan),” kata Wakil Ketua Dewan PSI Grace Natalie melalui pesan singkatnya, Minggu (18/2/2024).
Diketahui, sebuah partai harus bisa melewati ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen, untuk bisa meloloskan wakilnya menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI Dedek Prayudi mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil real count. “Kami masih menunggu hasil real count sambil mengawal suara,” ucap Dedek, kemarin.
Hasil quick count dilaksanakan sejumlah lembaga survei menunjukkan perolehan suara PSI di bawah 4 persen. Salah satunya Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan bahwa PSI memperoleh suara 2,66 persen. Hasil itu berdasarkan hasil quick count di 2.999 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah sampel 520.357 suara sah. Margin of error 0,54 persen.
Hasil hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa terdapat 8 partai politik yang diprediksi lolos ke DPR. Selain delapan partai politik di atas, perolehan suara partai politik lainnya berada di bawah ambang batas parlemen 4 persen.
Berdasarkan hasil quick count dengan data masuk 100 persen, PDI P menjadi partai politik dengan perolehan suara terbesar, diikuti oleh Partai Golkar dan Partai Gerindra. “PDI-P unggul 17,07 persen, Golkar 14,77 persen, Gerindra 13,03 persen,” tulis siaran pers yang dirilis LSI, Sabtu (17/2/2024).
Ketiga partai politik itu diikuti oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Nasdem dengan perolehan suara masing-masing 11,09 persen dan 9,08 persen. Adapun tiga partai politik lain yang masuk ke parlemen adalah Partai Keadilan Sejahtera (8,27 persen), Partai Demokrat (7,44 persen), dan Partai Amanat Nasional (6,87 persen).
Sementara itu, berdasarkan hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pukul 17.22 WITA, Minggu 18 Februari 2024, perolehan suara PSI cuma sampai 2,61 persen (1,42 juta), dengan progress suara yang masuk 422.127 dari 823.236 TPS (51.28%).
Artinya, PSI tidak cukup untuk memperoleh tiket kursi DPR RI berdasarkan aturan Pasal 414 dan 415 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, bahwa partai politik harus memperoleh suara minimal 4 persen dari jumlah nasional untuk memperoleh kursi di DPR.
Situasi ini membuat Ade Armando, Grace Natalie, dan Faldo Maldini sebagai Caleg PSI Dapil DKI Jakarta II, III, dan I terancam tidak lolos ke DPR RI, walau pun mempunyai suara tinggi karena partainya tidak mencapai parliamentary threshold (PT).
Padahal, beberapa kader partai ini memperoleh suara yang signifikan. Grace Natalie, misalnya, yang suaranya tembus 38.132 hingga hari ini. Angka itu membuatnya meraih suara tertinggi di Dapil III DKI Jakarta.
Suara Grace lebih tinggi dari Erwin Aksa dari Golkar 36.425, Petahana Ahmad Sahroni Nasdem 26.385 dan Charles Honoris dari PDIP 19.469.
Sementara itu, di Dapil II DKI Jakarta, Ade Armando juga meraih suara yang tinggi. Hingga Minggu sore, suara Ade Armando sudah mencapai 173.320 suara dan menjadi Caleg dengan perolehan tertinggi dibanding Caleg PSI lain di DKI Jakarta II. Ade Armando mengalahkan suara Liliana Tanoesoedibjo (Perindo) yang meraih 112.422 suara, serta Teddy Gusnaidi 160.460 suara.
Konsultan politik sekaligus pendiri PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengungkap potensi kecurangan pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, untuk meloloskan PSIsehingga memenuhi ambang batas parlemen (PT) sebesar 4%.
Eep mengingatkan bahwa berdasarkan hasil hitung cepat Pileg 2024, PSI kemungkinan tidak lolos ambang batas parlemen. “Tetapi kalau tiba-tiba kemudian memperoleh 5% atau 6%, maka patut kita curigai apa yang terjadi. Ini adalah salah satu modus operandi. Sebagai warga negara saya berhak membunyikan alarm sehingga semua orang mendengar,” lanjutnya. (bbs)
Diskusi tentang ini post