SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemui siswa SMA Binus Serpong yang menjadi korban perundungan atau bullying, Selasa (20/2). KPAI ingin memastikan kondisi korban dan melakukan pendampingan psikologinya.
Pertemuan itu berlangsung di Kantor Unit Pelayanan Terpadu Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). KPAI diwakili Komisionernya Diyah Puspitarini.
Sedangkan korban hadir bersama ibunya. Pertemuan itu pun berlangsung secara tertutup dan berakhir sore hari sekitar pukul 17.50 WIB.
Seusai pertemuan, korban yang menggunakan jaket hoodie hitam dan celana berwarna abu langsung bergegas menuju kantor Kelurahan Rawa Buntu bersama seorang pria dan dua orang wanita untuk menghindari awak media. Mereka pulang menggunakan kendaraan minibus berwarna merah.
Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengatakan, korban perundungan berhak atas privasinya hal tersebut juga guna menjaga kestabilan yang bersangkutan. Yang jelas, kata dia dari hasil pertemuan korban masih membutuhkan pemulihan usai mendapatkan aksi perundungan oleh rekan satu sekolahnya.
“Sesuai dengan Undang Undang Perlindungan Anak, memang kondisi anak, identitas, itu harus dilindungi. Yang penting, tadi kami memastikan, apakah sudah mendapatkan pendampingan psikologis? Sudah,” ujarnya.
“Anak masih butuh pemulihan. Jadi, mohon dibantu ya kerja sama nya dari teman-teman semuanya untuk mengkondisikan agar anak biar pulih secara psikologis dan psikis,” lanjutnya.
Diyah memastikan akan tetap berkomunikasi dengan sekolah Binus School Serpong dalam kasus dugaan bullying di sekolah. Yang pasti, tegas dia, proses hukum akan terus berjalan sampai selesai.
“Tetap, kami akan melakukan komunikasi dengan pihak sekolah, pasti. Sudah kami rencanakan dalam waktu dekat, sesegera mungkin ya, pasti. Kita hanya memastikan proses hukumnya berjalan dengan baik, memastikan anak ini juga dalam masa pemulihan psikologisnya,” jelasnya.
Sementara itu pihak kepolisian Polres Kota Tangerang Selatan membuka fakta baru terkait perundungan tersebut. Ternyata, aksi itu sudah terjadi dua kali.
“Dari keterangan sementara yang kita dapatkan untuk kejadian ini diduga terjadi tindakan kekerasan itu terjadi sekitar 2 kali yaitu pada tanggal 2 Februari sama 13 Februari,” ujar Kasat Reskrim Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) AKP Alvino Cahyadi.
Diketahui, perundungan itu melibatkan beberapa orang yang diduga merupakan anggota geng pelajar dari Binus School Serpong. Bahkan salah satu anggotanya diduga anak dari publik figure dengan nama tenar Vincent Rompies.
Alvino menuturkan, sampai saat ini pihaknya baru melakukan pemeriksaan terhadap saksi yaitu korban dan pihak keluarganya. Untuk barang bukti yang sudah dikantongi, kata Alvino, sebuah rekaman video dan beberapa bukti lainnya.
“Untuk saksi yang diperiksa dari pihak korban dan pihak keluarga. Untuk bukti sementara dari video kita dapatkan rekaman video dan ada beberapa bukti lainnya,” katanya.
Alvino menyebut, pihaknya telah menjadwalkan pemeriksaan psikologis terhadap korban. Terkait dengan kondisinya, kata dia, korban sudah keluar dari rumah sakit akan tetapi masih melakukan berobat jalan.
“Untuk updatenya rencana hari ini dijadwalkan pemeriksaan psikologis terhadap korban,” ucapnya.
Sebagai informasi, pihak kepolisian akan melakukan gelar perkara untuk meningkatkan status dari penyelidikan ke penyidikan. Dalam waktu dekat, polisi menyebut bakal ada orang yang ditetapkan sebagai tersangka berjumlah lebih dari satu orang.
“Rencana kami hari ini kami gelar perkara untuk meningkatkan status dari penyelidikan ke penyidikan. Dalam waktu dekat nanti akan kami infokan, diduga lebih dari 1 orang,” beber Alvino.
Terakhir, Alvino menghimbau kepada seluruh masyarakat agar sama-sama meningkatkan pengawasan agar kejadian serupa tidak terjadi kembali di kemudian hari.
“Kami mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat mari kita bersama-sama mencegah agar kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari, kami berharap kita semua meningkatkan pengawasan maupun melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi lagi ke depannya kasus seperti ini,” pungkasnya. (eko)
Diskusi tentang ini post