SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Di tengah kenaikan harga bahan pokok yang berimbas pada daya beli masyarakat, ratusan kelompok wanita tani (KWT) Kota Tangerang yang merupakan binaan dari Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang justru panen raya hasil pertanian pada Kamis (22/02/2024) pagi.
Setidaknya ada 119 KWT se Kota Tangerang secara serempak panen raya dengan sistem pertanian perkotaan (urban farming). Kegiatan ini dipusatkan di Kampung Iklim RW 02, Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan yang selama ini dikelola oleh KWT Kusuma Wijaya. Panen yang dilaksanakan secara hybrid ini dihadiri oleh Pj Wali kota Tangerang Dr Nurdin.
Hasil panen sayuran sendiri terdiri dari kangkung , pakcoy hingga singkong. Selanjutnya hasil panen diserahkan kepada masyarakat sekitar. Pj Wali kota Tangerang Dr Nurdin mengapresiasi panen yang dilakukan oleh KWT di bawah binaan DKP Kota Tangerang.
“Ini merupakan salah satu upaya dalam mengendalikan inflasi daerah dengan gerakam menanam. Di Kota Tangerang gerakan menanam ini menjadi gerakan urban farming, kenapa? Ya karena Kota Tangerang sebagai wilayah perkotaan besar yang sebagian besar wilayahnya boleh dibilang terdiri dari industri jasa dan pemukiman. Maka kita memaksimalkan lahan yang ada, baik itu fasos fasum, lahan perorangan yang tak dimanfaatkan untuk dijadikan lahan produktif,” ucapnya.
Karenanya dia pun mengajak masyarakat Kota Tangerang agar bisa memanfaatkan lahan di sekitar rumah dengan menanami tanaman produktif agar dapat menghasilkan sehingga membantu mengurangi beban ekonomi rumah tangga. Usai panen sayuran, Pj juga melakukan panen budidaya ikan Lele Barokah di Kecamatan Cipete, Kelurahan Pinang. Selai lele, juga turut dipanen ikan patin dan nila.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Muhdorun menyampaikan, latar belakang dari kegiatan ini tidak lepas dari fenomena bahwa 60 persen dari pengeluaran rata-rata rumah tangga di Indonesia adalah untuk kebutuhan pangan. Karena itu, bukan sesuatu hal yang mengherankan bila kenaikan harga pangan memicu inflasi.
“Karena itu kita harus berpikir apa yang bisa dilakukan dengan permasalahan ini, bagaimana memiliki cara yang tepat untuk menghasilkan pangan, meski pun di Kota Tangerang jumlah lahan untuk pertanian amat terbatas,” ungkapnya.
Untuk itu, selain niat untuk melakukan ketahanan pangan maka semangat untuk menghasilkan tatanan pangan tidak boleh hilang. “Kami juga menyampaikan terima kasih kepada para ibu-ibu KWT yang menjadi penggerak untuk memberdayakan lahan-lahan yang ada di Kota Tangerang agar tetap produktif. Ini juga bagian dari menggerakkan masyarakat bagaimana memanfaatkan lahan dan pekarangan yang ada digunakan dengan cara-cara yang tepat sehingga bisa panen di waktu-waktu tertentu. Terlebih saat ini Kota Tangerang akan merayakan HUT,” ungkapnya. (adv)
Diskusi tentang ini post