SATELITNEWS.COM, SERANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, mengklaim harga beras di pasaran akan kembali normal. Hal itu, sejalan dengan sudah dilakukannya panen raya di sejumlah daerah lumbung padi di Banten, pada bulan Maret 2024 ini.
Sehingga dengan begitu, kebutuhan beras masyarakat terpenuhi dengan baik, termasuk untuk kebutuhan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1445 hijriyah.
Hal itu, sejalan dengan perkembangan angka inflasi month to month yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, yang menyebutkan angka inflasi di Provinsi Banten berada pada posisi 0,52 persen, dimana harga beras menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,28 persen.
“Angka itu cukup baik, apalagi di bulan Maret 2024 ini sudah memasuki masa panen raya. Jika stok gabah melimpah, maka Nilai Tukar Petani (NTP) juga akan kembali normal, pun dengan harga berasnya,” kata Kepala BPS Provinsi Banten, Faizal Anwar, saat ekspos perkembangan inflasi di Provinsi Banten, Jumat (2/3/2024).
Faizal menyebut, angka itu merupakan gabungan dari inflasi antar wilayah cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK), bulan Februari 2024 dari lima Kabupaten dan Kota yakni Kabupaten Pandeglang, Lebak, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang.
“Dari lima wilayah itu, total IHK-nya mencapai 105,14 dengan inflasi YoY mencapai 2,81 persen,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distan) Provinsi Banten, Agus M Tauchid mengungkapkan, pada bulan Maret ini berdasarkan sumber data di lapangan ada 45,287 hektar padi yang siap panen yang akan menghasilkan padi sebanyak 263,705 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Dari jumlah itu, jika dikonversi ke beras akan mencapai sekitar 166,741 ton. Sedangkan kebutuhan di Provinsi Banten sebanyak 119,677 ton. Artinya masih ada surplus beras sebanyak 47,063 ton.
“Itu merupakan hasil panen dari masa tanam bulan Januari 2024, Dimana pada saat ini sudah memasuki masa musim penghujan,” kata Agus.
Kemudian, lanjut Agus, panen raya juga akan terjadi di bulan April 2024, Dimana itu sudah memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1445 hijriyah. Pada momen Hari Besar Keagamaan (HBK) Islam itu kebutuhan akan beras diprediksi akan terjadi peningkatan. Pertama ada momen yang disebut selametan dan yang kedua zakat fitrah.
“Atas kondisi itu, sehingga kebutuhan konsumsi beras kita tingkatkan yang dalam kondisi normal hanya 119,677 ton menjadi 131,645 ton,” ujarnya.
Diakui Agus, capaian panen di Provinsi Banten itu jauh melebihi dari target Luas Tambah Tanam (LTT) yang ditetapkan oleh Kementrian Pertanian (Kementan) RI, bahkan sampai dua kali lipat dari target nasional.
Misalnya saja, masa tanam di bulan Februari 2024 yang mencapai 61,153 hektar, sementara target nasional sebesar 39,112 hektar.
Agus mengungkapkan, keberhasilan menjaga stok kebutuhan beras itu tidak terlepas dari arahan yang selalu diberikan bapak Pj Gubernur Banten Al Muktabar, agar para petani di Provinsi Banten melakukan percepatan masa tanam.
“Itu kemudian yang kami lakukan,” tutupnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post