SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Labuan, Kabupaten Pandeglang, kekurangan personel untuk melakukan pengawasan di 105.694,46 hektare kawasan konservasi.
Hal itu, menjadi sasaran dan dimanfaatkan oleh beberapa pelaku (oknum) yang melakukan kegiatan perburuan liar. Sehingga , personel yang ada kesulitan untuk mengatasinya.
Kepala Balai TNUK Labuan , Kabupaten Pandeglang, Ardi Andono mengakui, kekurangan personel tersebut. Namun, untuk mengatasinya, ia melakukan roling terhadap petugas yang melakukan pengawasan dan penjagaan di wilayah konservasi, setiap 15 hari sekali.
“Patroli dilaksanakan oleh petugas, selama kurang lebih 15 hari secara aplus (bergantian , red). Sehingga, kawasan semenanjung TNUK terus terjaga. Setelah 15 hari, nanti akan ada petugas lain yang menjaga. Sedangkan, petugas sebelumnya istirahat,” kata Ardi, Minggu (3/3/2024).
Ardi mengatakan, pengawasan itu dilakukan disemua kawasan konservasi. Akan tetapi, petugas patroli yang berjaga lebih difokuskan di semenanjung Ujung Kulon, yang merupakan habitat Badak Jawa.
“Kawasan semenanjung Ujung Kulon, sistem patroli terbagi menjadi beberapa patroli, mulai dari patroli kegiatan monitoring Badak Jawa, patroli pengamanan kawasan dan patroli mobile,” tambahnya.
Ardi juga menceritakan, kegiatan patroli tersebut banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk mencapai lokasi patroli, ada yang melalui darat dan laut.
Untuk yang patroli darat, petugas harus berjalan kaki di dalam hutan selama berhari-hari, dan mendirikan camp untuk beristirahat.
Sedangkan untuk patroli laut, petugas terus bergerak berpatroli di laut dengan menggunakan sekoci untuk patroli ke muara-muara di semenanjung Ujung Kulon.
“Tantangan lainnya adalah, dimana mereka pada saat berpatroli menemukan pelanggaran-pelanggaran di dalam kawasan. Bahkan, harus berhadapan langsung dengan pelanggar baik patroli darat maupun patroli laut. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh para petugas, tentunya tantangan tersebut dapat mereka tangani,” paparnya.
Ardi juga menerangkan, sebelum melakukan patroli, para petugas harus melakukan persiapan dan diskusi, mulai dari metode patroli, lokasi serta kemungkinan kendala-kendala yang akan dihadapi dan yang terpenting adalah Surat Tugas dari Kepala Balai TNUK.
“Begitu besar resiko dan tantangan yang dihadapi para Rimbawan TNUK dalam menjaga kawasan Konservasi, semoga kesehatan selalu menyertai para rimbawan,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPRD Pandeglang Tb Udi Juhdi, menyarankan agar pihak Balai TNUK membuat surat permohonan penambahan personel, untuk mengamankan wilayah konservasi.
Dengan begitu, tujuan menjaga dan melestarikan Badak Jawa bisa semakin dekat.
“Kalau enggak dirambah, ya akan sulit mengamankan wilayah konservasi. Ini kan persoalan yang sudah terjadi sejak lama, harusnya pihak balai segera bertindak juga. Kalau enggak ada penambahan, bagaimana mau melestarikan Badak Jawa,” imbuhnya. (adib)
Diskusi tentang ini post