SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie menyatakan 12 korban kecelakaan bus terguling hingga Selasa (5/3) masih dirawat di dua rumah sakit berbeda. Tujuh orang dirawat di RS Mitra Plumbon Cirebon dan lima orang menjalani perawatan di RSU Tangsel.
Benyamin menjelaskan para korban mendapatkan perawatan di rumah sakit Mitra Plumbon Cirebon karena masih menderita luka. Bahkan ada yang harus mendapatkan tindakan operasi lantaran mengalami patah tulang. Tujuh orang itu antara lain Asni (60), Rinah (50), Sariah (61), Sadiah (68), Angger (45), Tri Winarti (51) dan Sutilah (62). Sedangkan, lanjut Benyamin, korban yang masih dirawat di RSU Tangsel berjumlah lima orang.
“Di RS Mitra Plumbon masih ada 7 orang karena ada yang bergeser tulang pundaknya, kemudian ada yang merasa sesak sakit di dada itu perlu di MRI dan ada yang tulang belakang itu harus dilakukan operasi. Kemudian yang dirawat di RS kita hanya tinggal 5 orang. Dan itu sifatnya luka ringan. Semuanya biaya ditanggung Jasa Raharja,” ungkap Benyamin, Selasa (5/3).
Terkait korban meninggal dunia, Benyamin Davnie menyempatkan diri menyambangi rumah duka keluarga Yuyun di Kecamatan Pondok Aren. Pantauan di lokasi, rombongan tiba di rumah duka sekitar pukul 15.02 WIB. Orang nomor satu di Tangsel ini langsung disambut hangat oleh suami almarhum Yuyun dan ketiga anaknya. Setelah itu, rombongan melakukan doa bersama dan tutup dengan pemberian uang santunan.
Benyamin yang datang bersama dengan perwakilan Jasa Raharja dan pihak Perusahaan Otobus langsung menyerahkan uang santunan sebesar Rp 75 juta kepada keluarga korban. Pemberian uang santunan dengan rincian Rp 25 juta dari perusahaan otobus dan Rp 50 juta dari Jasa Raharja sudah dalam bentuk buku tabungan.
“Saya mengunjungi korban wafat atas nama ibu Yuyun dan yang luka-luka di lingkungan sini mendapatkan santunan yang pertama dari perusahaan bus Blue Star sebesar 25 juta. Kemudian dari Jasa Raharja itu mendapatkan santunan langsung dimasukkan ke dalam rekening atas nama keluarganya sebesar 50 juta untuk kelanjutan kehidupan keluarga yang ditinggalkan,” ujarnya, di lokasi.
Benyamin menuturkan, pihaknya berkomitmen dalam melakukan penanganan baik pihak korban yang meninggal dunia mau pun korban luka. Dalam kunjungannya itu, Benyamin menyempatkan untuk menjenguk tetangga almarhum Yuyun yang juga satu rombongan dalam bus peziarah itu.
“Kami semua layani, nanti akan dikunjungi oleh tim dari Puskesmas kami untuk kelanjutannya. Kalau mau dirawat atau ditangani secara medis di RS pemerintah Kota Tangsel, biaya nanti akan kami koordinasi dengan Jasa Raharja. Jadi tinggal kesembuhannya saja,” katanya.
Kata Benyamin, pihaknya juga telah memberikan bantuan berupa sembako bagi seluruh korban. Nantinya, ia menyebut akan menyesuaikan dengan yang dibutuhkan. Terkait dengan masalah bus, ia mengaku telah berkomunikasi dengan sang sopir yang juga mengalami luka di bagian kepala.
“Saya ngobrol sama sopirnya. Beliau juga kepalanya berdarah. Mobilnya sangat sehat, KIR-nya masih ada. Dan sebelum digunakan oleh rombongan ini sudah digunakan perjalanan ke luar kota. Selebihnya saya serahkan ke Polres Cirebon dalam penanganan. Oleh karena itu apapun penyebabnya saya serahkan kepada yang berwenang,” katanya.
Terakhir, Benyamin menghimbau kepada masyarakat apabila ingin melakukan perjalanan keluar daerah agar menyeleksi kendaraan yang digunakan.
“Oleh karena itu ke depan saya minta dua hal bagi warga masyarakat yang akan melakukan perjalanan keluar daerah apalagi nanti setelah lebaran biasanya tur, perusahaan bus yang ditunjuk oleh masyarakat silahkan hubungi Dishub kami untuk dilakukan pengecekan. Kemudian perusahaan bus juga selalu rajin berkonsultasi dengan Dishub kami,” paparnya.
Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya ada tiga bus yang membawa rombongan peziarah asal Kota Tangsel mengalami kecelakaan. Peristiwa pertama terjadi di Tanjakan Emen, pada Sabtu, 10 Februari 2018 silam. Dimana, bus pariwisata itu terbalik di Jalan Raya Bandung-Subang, tepatnya di Kampung Cicentang, Ciater, Subang Jawa Barat.
Lalu, kasus kedua menimpa peziarah asal Kampung Kayu Gede, Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara, pada 7 Mei 2023. Dimana, bus yang sedang parkir mendadak mundur hingga jatuh ke jurang di kawasan obyek wisata Guci, Kabupaten Tegal.
Dan yang terakhir, bus rombongan peziarah warga asal Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren yang kecelakaan di tol Cipali – Palimanan KM+179 pada Minggu, 3 Maret 2024.
Rangkaian tragedi ini pun mendapat perhatian khusus dari Pemkot Tangsel. Benyamin menegaskan kepada para perusahaan otobus agar dapat terus memperhatikan kondisi kendaraannya.
Pasalnya, keamanan dan kenyamanan menjadi hak para pengguna salah satu moda transportasi darat tersebut. Selain itu, ia juga menekankan kepada masyarakat untuk selektif dalam mencari perusahaan otobus.
“Jadi soal kehati-hatian, soal tidak terburu-buru. Masyarakat biasanya apalagi pada musim tertentu setelah lebaran itu memang banyak perusahaan bus banyak dipesan, jangan asal pesan. Oleh karena itu, komunikasi dengan Dishub, saya mau pake bus ini tolong di cek. Kami nanti akan memfasilitasi karena kami punya kewenangan, dan kita punya tim ahli yang bisa memeriksa ramp cek bagi perusahaan,” pungkasnya. (eko)
Diskusi tentang ini post