SATELITNEWS.COM, SERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada terjadinya potensi bencana alam. Pasalnya dalam kurun beberapa minggu kedepan, berdasarkan analisis BMKG, kondisi cuaca sebagian besar di Provinsi Banten dalam kondisi kurang baik.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Banten Nana Suryana mengungkapkan, kondisi cuaca di wilayah Provinsi Banten saat ini menunjukkan adanya potensi cuaca ekstrem, berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang.
Hal itu kemudian, berdampak pada terjadinya bencana banjir, terutama banjir rob di sejumlah wilayah pesisir Pantai. Ditambah lagi, menurut Nana, saat ini Tengah terjadi bulan purnama, dimana gaya Tarik malam bulan purnama itu cukup besar terhadap kondisi permukaan laut, yang kemudian menimbulkan ombak yang cukup besar.
“Apalagi ini dibarengi dengan musim hujan, sehingga dampaknya bisa lebih besar,” kata Nana, Rabu (13/3/2024).
Kewaspadaan itu, lanjut Nana, bisa dilakukan oleh masyarakat misalnya dengan menyimpan barang-barang berharga di tempat yang lebih aman.
Lalu posisi tempat tidur yang aman dari jangkauan banjir rob, selanjutnya bisa juga membuat meja dari bahan bayu sederhana yang bisa digunakan pada saat terjadi banjir rob.
“Banyak hal sederhana yang bisa dimaksimalkan sebenarnya. Dan yang terpenting, masyarakat juga harus tahu titik kumpul atau jalur evakuasi yang sudah disiapkan,” pungkasnya.
Berdasarkan monitor perkembangan kondisi cuaca dan iklim di wilayah Provinsi Banten, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II melihat adanya potensi cuaca ekstrem, berupa peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Provinsi Banten.
Dalam 24 jam terakhir, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terukur di Teluk Lada, Pandeglang (42 mm/hari) dan Cileles, Lebak (27 mm/hari).
Beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan, dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Provinsi Banten seperti, aktifnya Madden Julian Oscillation dan gelombang Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian barat turut memicu pembentukan awan hujan.
Potensi pembentukan pusat tekanan rendah di Samudra Hindia Barat Daya – selatan Jawa dan Australia bagian utara, yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di wilayah Banten.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi hujan yang memicu potensi dampak gangguan aktivitas, banjir, dan tanah longsor dengan kategori SIAGA untuk periode tanggal 8 Maret 2024 di wilayah Kabupaten Pandeglang bagian Barat.
Sementara itu, potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/angin kencang di wilayah Provinsi Banten pada periode 8-14 Maret 2024.
Pihaknya sendiri mencatat, terdapat 402 desa di Banten masuk daerah rawan bencana longsor. Dalam beberapa hari ini, BPBD sudah menerima laporan terjadinya bencana alam dibeberapa daerah di Banten.
“Kita terima laporan terjadinya banjir dan longsor hampir disemua daerah di Banten,” ucapnya.
Pihaknya pun mengimbau kepada warga untuk mewaspadai bencana hidrometeologi yang dapat terjadi di musim penghujan ini.
“Khusus untuk daerah bertopografi curam atau bergunung tebing atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang,” pungkasnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post