SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Sebanyak 92 persen kebisingan ruang digital Indonesia saat Pemilu 2024 diisi oleh buzzer. Sebaran buzzer tersebut rata di pelbagai platform.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie mengungkapkan hal tersebut, seusai rapat koordinasi (rakor) dengan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024).
“Yang agak vital ini adalah bahwa hampir 92 persen kebisingan ruang digital kita ini ternyata diisi para buzzer,” kata Budi Arie. “Nah soal ruang media kita banyak di platform ini, platform-nya merata semuanya. Termasuk mulai dari Google, Meta sampai TikTok”, ujarnya.
Budi juga menyebut Tiktok dan Google secara mandiri melapor ke Kominfo terkait hoax dan buzzer selama pemilu. Langkah tersebut merupakan kebijakan dari kedua platform tersebut.
“TikTok sendiri sudah melapor ke kami selama pemilu ini dia sudah mentakedown 10.8 juta hoax. Ini yang secara mandiri tanpa kita minta. Google juga hampir 2 juta lebih yang sudah di takedown, secara mandiri ya bukan kita. Sama juga termasuk Meta, Instagram,” tuturnya.
Selama Pemilu 2024, Budi mengatakan pihaknya telah menurunkan sebanyak 1.974 informasi bohong atau hoaks soal Pemilu 2024.
“Ini landscape isu hoaks terkait Pemilu dari 17 Juli 2023 hingga 18 Maret 2024,” ucapnya. “Itu kan tahapan Pemilu sudah mulai kan 17 Juli, itu ada 274 isu hoaks sementara jumlah sebaran hoaks itu mencapai jumlahnya adalah 3.235 hoaks, di mana 1.974 hoaks kita takedown,” tambahnya.
Hoaks tersebar merata di seluruh platform media sosial dan situs pencarian. Narasi hoaks itu pun beragam, dari mulai bersifat provokatif hingga isu yang tidak benar. “Judulnya enggak masuk akal seperti Pak Hadi mau nyapres, kan ini hoaks dong,” jelas dia.
Ribuan data lain yang teridentifikasi hoaks oleh Menkominfo tidak di-takedown, karena tak berdampak signifikan terhadap isu-isu terkini. “Nah pertanyaannya, sisanya kemana? Itu kita stempelin hoaks. Itu hoaks yang enggak perlu di takedown, cukup distempel aja. Karena isunya, judulnya enggak masuk akal,” ungkapnya.
Meskipun ruang digital masih dipenuhi buzzer dan terdapat hoaks Pemilu, namun Budi Arie menilai, situasi pasca-Pemilu 2024 jauh lebih baik jika dibandingkan dengan 2019.
“Bahwa rapat hari ini sudah membahas antisipasi dan langkah-langkah di ranah komunikasi khususnya di ruang digital kita. Dan memang menurut data-data, suasana lebih baik dibanding Pemilu 2019. Sangat lebih baik,” ujarnya.
Setelah proses penyaringan hoaks telah dilakukan, Budi mengaku situasi media sosial saat ini cukup kondusif dan aman. Isu-isu yang berkeliaran di media sosial pun dia nilai masih dalam kondisi wajar dan tetap diawasi pihaknya. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post