SATELITNEWS.COM, SERANG – Sebanyak 2 ton bawang merah milik PT Agrobisnis Banten Mandiri atau ABM (Perseroda), gagal di distribusikan ke sejumlah mitra, karena kondisinya sudah membusuk di gudang.
Direktur Utama (Dirut) PT ABM Saeful Wijaya mengatakan, bawang merah itu rencananya akan ia distribusikan ke sejumlah pedagang, dari mereka nanti akan kembali di distribusikan ke pedagang-pedagang kecil di pasaran.
“Namun karena harga jualnya murah, kita simpan dulu sampai benar-benar harganya masuk,” kata Saeful, Rabu (20/3/2024).
Hal itu dilakukan, karena pada saat ABM membeli bawang merah dari Brebes itu kondisinya masih cukup tinggi. Walhasil, daripada jual rugi, Saiful berinisiatif untuk tidak mendistribusikannya terlebih dahulu dan tetap disimpan di Gudang.
“Memang momentum pada saat kita ngambil, itu harganya masih tinggi. Namun ternyata, ketika malam harinya harganya turun sekitar Rp500/kg,” ujarnya.
Saeful juga mengaku kesulitan mendistribusikan bawang merah itu, karena ABM tidak langsung ke pedagang-pedagang kecil di pasar tapi ke mitra-mitra pedagang besar. Maka dari itu, ABM biasa membeli bawang merah itu tidak banyak, hanya 1-2 ton saja sekali beli.
“Beginilah resikonya kalau kita bermain di komoditi segaran, resikonya tinggi,” pungkasnya.
Selain itu, lanjut Saeful, kondisi infrastruktur gudang tempat penyimpanan bawang merah itu juga tidak dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Sehingga ia tidak bertahan lama dan rentan busuk.
“Pola penyimpanannya kita memang belum siap, insya allah kedepan akan kita perbaiki. Saat ini kita sedang mengajukan permintaan cool storage kepada Badan Pangan Nasional (Bappanas) sehingga daya tahannya lebih lama,” ujarnya.
Untuk diketahui, bawang merah menjadi salah satu komoditi pangan penyumbang inflasi di Provinsi Banten. Di pasaran, saat ini harga bawang merah masih cukup tinggi berada di sekitar Rp40.000/kg.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar, dalam berbagai kesempatan selalu meminta PT ABM untuk ikut berperan aktif membantu pemerintah dalam menstabilkan harga pangan di pasaran.
Dengan kewenangan dan jaringan yang dimiliki, peran ABM sangat strategis dalam pengendalian inflasi di daerah.
“Saya minta ABM untuk menghubungi sejumlah daerah champion untuk membantu pasok ke Banten,” katanya.
Jika pun dibutuhkan subsidi pemerintah untuk ongkos transport, Pemprov sudah menyediakan itu, sehingga harga yang diberlakukan di Banten bisa stabil.
“Itu penting, khusus untuk penanganan inflasi, komoditi apapun, termasuk beras SPHP,” imbuhnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post