SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Kejarlah cita-cita mu setinggi langit. Peribahasa itu selalu digaungkan kepada setiap anak agar bersemangat mewujudkan impiannya kelak. Hal itu pulalah yang nampaknya menginspirasi dari anak desa dari ujung barat Pulau Jawa ini, Masduki Asbari.
Ia menjadi orang pertama di kampungnya yang meraih gelar doktor. Masduki memperoleh gelar doktor setelah berhasil menyelesaikan pendidikan S-3 Doktor Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pelita Harapan (UPH) Kabupaten Tangerang dengan hasil sangat memuaskan.
Sidang terbuka dalam rangka ujian promosi doktor yang sukses ia laksanakan secara daring pada Senin, (18/3/2024) membuat anak desa itu kini resmi menyandang gelar sebagai Dr. H. Masduki Asbari, ST., MM. Pria asal Kampung Tembakang, Desa Pulo Kencana, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang itu akhirnya mengukir hari bersejarah dengan menunjukkan performa terbaiknya dalam menjalani sidang promosi doktor.
Dalam momen tersebut, lelaki yang kerap disapa Masduki itu memaparkan hasil disertasinya yang berjudul “Dynamic Leadership, Knowledge Sharing dan Kinerja Inovatif Dosen pada Perguruan Tinggi.” Masduki menyoroti betapa sedikitnya jumlah peneliti di Indonesia dibandingkan kebutuhan perguruan tinggi akan peneliti baru yang cukup mendesak.
Selain itu, disertasinya juga dilatarbelakangi oleh kepedulian Masduki terhadap kondisi pertumbuhan perguruan tinggi di Banten yang mengalami pasang surut. Sementara itu, kualitas perguruan tinggi dipengaruhi oleh kualitas dosen sebagai penggerak utamanya.
Rektor UPH, Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng. Sc. mengucapkan selamat sekaligus berpesan agar ilmunya terus dikembangkan untuk membangun masa depan pendidikan Indonesia. Berbicara tentang masa depan pendidikan, Masduki Asbari tak lantas membatasi cita-citanya meski ia tumbuh besar sebagai seorang anak desa.
Mimpinya justru membawanya menjelajah jauh dari kampung halaman sejak usia belia hingga kembali dengan segudang cerita inspiratif. Hal ini tercermin dari keputusannya yang rela menjalani hidup jauh dari keluarga demi menempuh pendidikan di sebuah sekolah favorit di Magelang, Jawa Tengah, yakni SMA Taruna Nusantara.
Setelah lulus SMA, Masduki kemudian menempuh kuliah Teknik Industri di Universitas Pelita Harapan dan memperoleh gelar sarjana. Meskipun sudah sampai di titik ini, mimpinya tak lantas dicukupkan begitu saja. Masduki Asbari terus mengobarkan api semangat belajar hingga pada akhirnya dinobatkan menjadi Doktor Manajemen ke-58 UPH di usia 46 tahun.
Pencapaiannya saat ini tentunya tidak lepas dari perjalanan panjang yang penuh kerja keras, keringat, dan air mata. Melihat kisah hidup Masduki dalam menempuh jalur akademik menunjukkan betapa ia sangat peduli terhadap pendidikan anak bangsa, termasuk dirinya, meskipun dulu ia hanyalah seorang anak desa.
Hal itu ia tuangkan dalam disertasinya yang menitikberatkan pada pentingnya kualitas pengajar bagi sebuah institusi pendidikan supaya menghasilkan lulusan-lulusan terbaik di Indonesia. Tindak lanjut atas kepedulian tersebut rupanya telah ditekuni Masduki Asbari selama lebih dari satu dekade terakhir ini. Bersama istrinya, Wakhida Nurhayati, mereka mengembangkan sebuah yayasan pendidikan bernama Yayasan Aya Sophia Indonesia.
Yayasan tersebut menaungi tiga institusi, yaitu TK, SDIT, dan SMP Bisnis Aya Sophia Islamic School.Selain itu, ayah tiga anak itu juga terus menyalurkan ilmunya dengan aktif menjadi dosen di Universitas Insan Pembangunan Indonesia (UNIPI) Tangerang hingga saat ini.
Prof. Dr. Francisca Sestri Goestjahjanti, SE., MM. selaku rektor UNIPI tempat Masduki berkarya sebagai dosen turut mengapresiasi dan berpesan semoga ilmu pengetahuan yang diperoleh berguna bagi UNIPI dan Indonesia.
Kisah Masduki Asbari tentunya dapat menginspirasi para generasi muda untuk meraih cita-cita, baik itu anak perkotaan maupun anak desa sekalipun. Keduanya merupakan bagian dari anak bangsa yang sama-sama memiliki hak dalam memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. (made)
Diskusi tentang ini post