SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Warga dan santri salah satu pondok pesantren di Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang nyaris terlibat baku hantam pada Senin (25/3) dinihari wib.
Kedua belah pihak saling dorong hingga hampir saling pukul setelah sempat cekcok akibat suara pengeras suara musala warga yang dianggap terlalu keras sehingga mengganggu santri.
Insiden ini melibatkan warga Kampung Terep Desa Sukaharja Kecamatan Sindang Jaya dengan santri salah satu pondok pesantren di perkampungan tersebut. Peristiwa ini bermula ketika warga membangunkan masyarakat untuk sahur menggunakan pengeras suara musala Al-Hikmah.
Warga melantunkan salawat untuk membangunkan masyarakat. Setelah itu, datang segerombolan santri setempat yang menegur agar tadarus dan salawat tidak menggunakan pengeras suara. Para santri menganggap hal tersebut mengganggu mereka yang sedang mengaji.
“Jadi para santri ini menganggap speaker musala itu menganggu mereka yang sedang mengaji, ” kata salah satu warga Kampung Terep RT04/RW05, Desa Sukaharja yang enggan disebutkan namanya, Senin (25/3).
Merasa tidak terima ditegur untuk menghentikan aktivitas tadarusan dan salawat menggunakan speaker, warga pun terlibat cekcok. Bahkan mereka saling dorong hingga nyaris melayangkan pukulan.
Salah satu tokoh masyarakat Kampung Terep Bading membenarkan adanya keributan antara santri dan masyarakat setempat. Namun, kata Bading bahwa saat ini situasinya sudah kondusif. Dan, pada Senin (25/3) malam akan dilakukan mediasi perdamaian yang disaksikan langsung oleh Pemerintah Kecamatan Sindang Jaya dan pihak Kepolisian Sektor Pasar Kemis.
“Memang betul ada, sedikit konflik cuma tidak elok apabila dibahas lagi. Karena khawatir akan kembali jadi panas karena saat ini suasananya sudah kondusif, dan nanti malam rencananya akan dilakukan mediasi yang dihadiri Polisi dan Pemerintah, ” katanya.
Bading berharap, semua bisa semua tidak terjadi lagi. Dan masyarakat bisa hidup damai berdampingan. Apalagi, saat ini masuk bulan suci Ramadan 1445/2024 M.
“Saya berharap, semua bisa rukun kembali,” katanya.
Camat Sindang Jaya, Galih Prakosa menyatakan mediasi antara warga dengan santri dilaksanakan pada Senin malam. Namun keterangan lengkap akan disampaikan melalui Kapolsek Pasar Kemis.
“Nanti satu pintu informasinya dari Kapolsek ya bang,” ungkap Galih saat dikonfirmasi Satelit News, Senin malam.
Sementara itu dalam video yang diterima Satelit News, sejumlah tokoh masyarakat Kampung Terep seusai melaksanakan musyawarah menyatakan peristiwa yang terjadi adalah kesalahpahaman.
“Dengan ini kami mengklarifikasi video yang beredar terkait kesalahpahaman antara pengasuh ponpes Al Falah dengan jemaah masjid Al Hikmah. Kesalahpahaman tersebut sudah dimusyawarahkan antara kedua belah pihak, disaksikan unsur Muspika dan MUI Sindang Jaya. Oleh karena itu kesalahpahaman sudah diluruskan. Demikian pernyataan kami buat agar situasi tetap kondusif,” ungkap Ketua MUI Sindang Jaya, Aliyudin. (alfian)
Diskusi tentang ini post