SATELITNEWS.COM, SERANG – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong para santri di Provinsi Banten untuk melek dunia digital dan industry kreatif.
Para santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, penggerak konten-konten serta produk bermutu yang bernilai islami. Meski berjiwa modern, namun para santri tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah.
Hal itu, diungkapkan Sandiaga seusai menghadiri acara Launching Santri Digitalpreneur 2024, yang diadakan di Pondok Pesantren (Ponpes), Nur El Falah, Desa Kubang Petir, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, yang diikuti oleh 500 orang santriwan dan santriwati, Jumat (29/3/2024) lalu.
Santri Digitalpreneur Indonesia, merupakan kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sebagai wadah pelatihan dan peningkatan kapasitas santri dan generasi milenial dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif dan sebuah program pemberdayaan para santri sehingga mampu beradaptasi dan menguasai keterampilan ekonomi kreatif digital.
“Kita akan latih dan bombing oleh pendamping yang professional. Untuk di Ponpes ini, karena pengembangan aplikasinya sudah lebih dulu diterapkan, sehingga kita akan fokus pada pengisian voice over. Bagaimana para santri bisa menciptakan sebuah jasa ekonomi kreatif yakni pengisian suara untuk periklanan,” jelasnya.
Sandiaga mengungkapkan, pada tahun 2024 ini sebanyak 28.000 Ponpes atau sekiatr 5 juta komunitas santri yang akan menjadi sasaran program tersebut.
Dari jumlah itu, politisi PPP ini menargetkan sekitar 500.000 atau 10 persennya santri bisa produktif baik membuka lapangan pekerjaan maupun terserap di dunia kerja.
“Jumlah itu merupakan bagian dari 4,4 juta lapangan pekerjaan yang kami janjikan dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Insya Allah nanti puncaknya akan kita lihat pada akhir masa tugas saya di bulan Oktober 2024 nanti,” ucapnya.
Pada program Santri Digitalpreneur Indonesia, para santri diajarkan membuat konten kreatif, mencakup animasi dan podcast. Dengan program ini para santri mampu membuat konten islami yang memberikan inspirasi dan menjadi produk ekonomi kreatif yang memiliki nilai tambah sehingga bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja.
“Karena para santri itu merupakan lokomotif pembangunan ekonomi bangsa. Mereka mampu menggerakkan kebangkitan ekonomi di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara, Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengungkapkan, Provinsi Banten sebagai daerah yang mempunyai sebutan sejuta santri dan kiyai mempunyai potensi besar untuk dikembangkan program tersebut.
“Terlebih di era kemajuan teknologi seperti saat ini, dunia digital yang di dalamnya ada potensi ekonomi kreatif, mau tidak mau harus kita hadapi agar para santri atau generasi muda kita tidak tertinggal dengan perkembangan dunia,” ujarnya.
Dikatakan Al Muktabar, dengan memanfaatkan platform digital, akan banyak nilai tambah yang didapatkan. Selain itu juga semuanya bisa lebih cepat, mudah bahkan bisa lebih murah.
“Oleh karenanya, saya apresiasi kepada jajaran pengurus Ponpes Nur El Falah yang telah lebih dulu menginisiasi gerakan digitalenterpreuner,” jelasnya.
Al Muktabar berharap, dengan semakin banyaknya Ponpes yang menerapkan digitalenterpreuner, tujuan para penggagas Provinsi Banten ini bisa lebih cepat tercapai yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita ingin mempercepat itu dengan segala potensi yang dimiliki Provinsi Banten,” ucapnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post