SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie meminta agar pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mau mendengarkan keluhan masyarakat Kelurahan Muncul Kecamatan Setu terkait wacana penutupan Jalan Raya Puspiptek. Benyamin mengatakan polemik yang ada saat ini harusnya dapat diselesaikan secara musyawarah oleh para pihak yang bersangkutan. Terlebih, kata dia, diskusi penting dilakukan agar mendapatkan solusi terbaik.
“Saya sudah sampaikan ke teman-teman, sebaiknya itu dilakukan musyawarah saja. BRIN dengan masyarakat. Sosialisasikan, plus minus. BRIN pemerintah pusat, BRIN juga bisa mendengar apa kebutuhan masyarakat,” ujarnya saat ditemui, Selasa (16/4).
Pantauan di lokasi, Selasa (16/4), terlihat puluhan spanduk bertuliskan penolakan terpasang di sejumlah sisi jalan tersebut. Terlihat juga akses jalan penghubung antara Serpong dan Parung Kabupaten Bogor itu masih bisa dilewati oleh kendaraan.
Ketua RW sekitar Rojit saat dijumpai menyampaikan para warga akan melakukan pertemuan dengan pihak Kelurahan Muncul. Yang nantinya, kata dia, diharapkan dapat menjembatani keinginan masyarakat ke pihak BRIN.
“Kita lagi berkonsolidasi dengan pihak kelurahan untuk menjembatani komunikasi dengan pihak BRIS. Insya Allah ini ada forum terbuka juga difasilitasi sama lurah yang insya Allah akan dihadiri dengan pak camat gitu,” katanya.
Rojit menerangkan, sebelumnya pihak BRIN juga berencana ingin menemui warga sekitar dengan maksud menjalin komunikasi. Namun, saat itu warga menolak lantaran hanya diminta perwakilan saja.
“Kemarin kan dia menawarkan mediasi secara perwakilan saja. Ternyata dari pihak keluarga itu menolak, maunya semuanya ada di situ. Maunya semua. Akhirnya ada kesepakatan yang tidak tertulis pada saat itu, di tanggal 5 itu,” ucapnya.
“Kesepakatan tidak tertulis kalau ada mediasi lanjut yang sesuai dengan keinginan warga, pelaksanaan penutupan jalan itu tidak akan terjadi dulu, sampai detik ini belum terjadi gitu,” sambungnya.
Rojit menegaskan, jika nantinya pihak BRIN tetap akan melakukan penutupan akses jalan tentunya akan merugikan banyak pihak. Apalagi, setidaknya ada 300 kepala keluarga lebih dan pedagang sekitar yang sampai saat ini beraktivitas di wilayah tersebut. Belum lagi para pelajar yang harus memutar untuk berangkat sekolah. Selain itu, jalan lingkar baru yang telah disiapkan sebagai
pengganti dinilai terlalu jauh.
“Disini segitiga sodetan dari ujung sana sampai perempatan Muncul itu kan ekonomi masyarakat disini, itu yang terdampak ekonominya. Yang kedua, kalau memang sampai ditutup maka akses warga, karyawan, segala macam mana anak sekolah pun juga terdampak juga. Ngambil jalan terdekat adalah lewat sini,” pungkasnya.
Untuk diketahui, penolakan terhadap penutupan Jalan Raya Puspiptek dilakukan warga dengan melakukan unjuk rasa di Kantor BRIN Serpong pada 5 April 2024 lalu. (eko)
Diskusi tentang ini post