SATELITNEWS.COM,JAKARTA–Tingkat konsumsi rumah tangga diprediksi bakal turun pada kuartal II-2024. Karena itu, pelaku usaha diminta beradaptasi dan harus mampu bertahan di situasi sulit.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, penurunan konsumsi berarti masyarakat cenderung menahan belanjanya selama periode tersebut. Potensi penurunan belanja ini telah menjadi perbincangan di kalangan pengusaha.
Shinta mengatakan, Indonesia bakal menghadapi tantangan besar di kuartal II. Pemerintah harus menciptakan stabilitas dan resiliensi makro ekonomi nasional dari tekanan eksternal.
“Khususnya bila terjadi eskalasi konflik geopolitik atau gejolak di pasar global,” kata Shinta.
Dia menjelaskan, tantangan ekonomi terbesar berasal dari instabilitas nilar tukar mata uang, beban suku bunga, beban impor dan implikasinya terhadap inflasi domestik, daya saing industri dalam negeri dan daya beli pasar domestik.
Karena itu, Indonesia butuh kebijakan ekonomi yang responsif, adaptif dan prudent terhadap kebutuhan penciptaan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Selama respons kebijakan ekonomi domestik ini bisa dilakukan, kinerja pertumbuhan bisa dimaksimalkan,” katanya.
Bos Sintesa Group ini juga mengatakan, atas kondisi itu, pengusaha perlu mempersiapkan diri dalam mengantisipasinya.
“Penurunan konsumsi masyarakat memang akan terjadi. Kita harus segera antisipasi,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini perlu segera diantisipasi oleh para pengusaha agar tidak mengganggu keberlanjutan usaha. Dia juga mengingatkan pengusaha menjaga kemampuan beradaptasinya, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa terhindari.
Kendati begitu, Shinta tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tetap berada di kisaran 5 persen tahun ini. Hal ini berkaca dari rekam jejak Indonesia dalam menangani kondisi pasca pandemi Covid-19. Ekonomi Indonesia terbukti mampu bertahan di tengah gejolak ekonomi global. (rm)
Diskusi tentang ini post