SATELITNEWS.COM, SERANG – Meski terus terjadi penurunan, angka pengangguran di Provinsi Banten berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), faktanya masih yang paling tinggi di Indonesia.
Untuk menyelesaikan itu, salah satu yang harus difokuskan Pemprov Banten adalah memastikan efektifitas jurusan yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), apakah itu masih relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Hal itu penting dilakukan, karena jika tidak lulusan SMK akan terus melahirkan lulusan-lulusan yang tidak siap dengan kondisi di lapangan dan menyumbangkan pengangguran.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten, Furtasan Ali Yusuf mengatakan, dunia berkembang dengan sangat cepat. Dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang teknologi informasi, dengan perkembangan-perkembangan ini memunculkan peluang dan tantangan baru.
Peluang dan tantangan ini, harus diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, untuk mengevaluasi jurusan di sekolah-sekolah, khususnya SMK. Jangan sampai, SMK hanya melahirkan lulusan namun secara kompetensi tidak diperlukan oleh dunia kerja.
“Karena itu, perlu ada evaluasi pada jurusan-jurusan yang sudah jenuh,” kata Furtasan, saat dihubungi, Minggu (12/5/2024).
Furtasan mengatakan, jurusan-jurusan seperti perkantoran dan sebagainya, sebaiknya tidak lagi dibuka karena orang saat ini sudah bisa mengerjakan pekerjaan perkantoran bila hanya memerlukan skill mengoperasikan software office.
Jurusan-jurusan semacam itu, sebaiknya diperbarui dengan jurusan lain yang banyak dibutuhkan.
Jurusan permesinan dan kelistrikan, menurutnya masih akan tetap relevan karena ke depan kedua keahlian ini masih banyak dibutuhkan. Apalagi, masih banyak bengkel yang tetap membutuhkan keahlian pada permesinan dan kelistrikan.
Atau paling tidak, dalam konteks wilayah Provinsi Banten, maka jurusan di SMK harus bisa yang terkoneksi dengan kebutuhan industri yang ada di wilayah Banten. Misalkan, karena di Kota Cilegon ada pabrik kimia, maka sebaiknya membuka jurusan kimia di SMK yang mengarahkan pada skill yang dibutuhkan oleh perusahaan kimia tersebut.
“Sehingga, ketika lulus bisa langsung bekerja,” katanya.
Dengan cara ini, kata Furtasan, juga akan membantu mengurangi angka pengangguran di Provinsi Banten. Sebagaimana rilis yang diungkapkan BPS Provinsi Banten, pada tahun 2024 ini pengangguran di Provinsi Banten menduduki peringkat pertama di Indonesia.
Terkait program link and match, yang sempat digelar Pemprov Banten, Furtasan mengatakan, selama ini program tersebut masih berupa kegiatan formal seremonial dan belum betul-betul dirancang agar peserta didik bisa langsung masuk ke dunia kerja sesuai dengan keahlian yang didapatkan di sekolah. Padahal, secara ide program ini menarik.
Terpisah, Sekda Provinsi Banten Al Muktabar mengaku memang perlu ada evaluasi pada jurusan-jurusan di SMK yang sudah tidak bisa diserap pasar kerja.
Salah satunya adalah, jurusan yang berkaitan dengan skill administrasi.
“Ini memang kerja besar kita. Kita harus mereview jurusan-jurusan, vokasi-vokasi yang kita sesuaikan dengan lapangan kerja,” kata Al Muktabar. (luthfi)
Diskusi tentang ini post