SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Film Vina: Sebelum 7 Hari yang dibuat oleh sutradara Anggy Umbara sebenarnya bukan tanpa risiko. Sejak awal film ini dibuat, intervensi dari pihak yang tidak bertanggung jawab sudah terjadi.
Namun keinginan kuat Anggy Umbara dan tim untuk memfilmkan kasus meninggalnya Vina yang diperkosa ramai-ramai hingga dibunuh secara sadis di Cirebon pada tahun 2016 silam dengan harapan tidak muncul kasus serupa di masa depan, jauh lebih kuat dari pada sekedar risiko yang harus mereka hadapi.
Anggy Umbara bercerita, di hari kelima menjalani syuting di Cirebon, ada sejumlah orang yang mengaku-ngaku sebagai polisi meminta skenario film Vina: Sebelum 7 Hari.
“Hari kelima syuting di Cirebon di jalan raya, kita kan menutup setengah jalan. Tiba-tiba kita didatangi sama, kita bilangnya oknum ya, mengaku polisi menghentikan syuting. Mereka minta skenario,” kata Anggy Umbara dalam jumpa pers di bilangan Epicentrum Rasuna Said Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menghadapi tantangan ini, sikap Anggy Umbara dan tim sangat tegas tidak mau memberikan skenario kepada pihak yang tidak terlibat dan tidak ada kaitannya dengan proses produksi film Vina.
“Langsung telepon Pak Dheeraj gimana cara handle ini. Saya takut kenapa-kenapa nih, khawatirnya bukan polisi atau gimana. Kita kan nggak tahu,” cerita Anggy.
Alih-alih memberikan naskah skenario film Vina: Sebelum 7 Hari ke pihak yang mengaku-ngaku sebagai polisi, Anggy Umbara dan tim justru bergerak cepat menyelamatkan data hasil syuting yang sudah dikerjakan selama 5 hari di Cirebon. Mereka menyelamatkan data itu khawatir dirampas membuat aktivitas syuting mereka jadi sia-sia.
“Akhirnya kita sepakat hard disk yang sudah kita syuting 5 hari itu langsung dibawa lewat belakang ke Jakarta. Tinggal gimana caranya kita handle orang-orang ini,” paparnya.
Setelah itu, Anggy Umbara dan tim kemudian mencari jaringan pertemanan yang memiliki kedekatan dengan kepolisian untuk mengadukan hal tersebut.
“Kita coba cari beberapa koneksi yang dekat dengan kepolisian, dengan Kapolres yang kita kenal. Setelah komunikasi (dengan pihak kepolisian), orang-orang itu tiba-tiba hilang. Kayaknya ada pihak yang nggak suka mungkin pada film ini,” kata Anggy Umbara.
Lebih lanjut dia mengatakan, sejak awal menjalani proses syuting film Vina: Sebelum 7 Hari, dia dan tim sebenarnya mulai merasakan bakal ada tantangan bahkan resiko yang harus dihadapi. Misalnya saat syuting di alun-alun, tiba-tiba saja muncul segerombolan motor mengganggu proses syuting.
“Dari sejak syuting di alun-alun saja berisik sekali dikelilingi sama banyak motor. Nggak tahu itu geng motor atau apa, tapi mengelilingi lokasi syuting kita. Kita harus tunggu mereka (pergi baru lanjut syuting),” katanya.
Anggy Umbara sangat antusias menggarap film Vina: Sebelum 7 Hari karena dia berasal dari Cirebon. Ayahnya dulu merupakan sutradara pertama berasal dari Cirebon.
“Ini film based on true story pertama saya,” tegas Anggy Umbara. (jpc)
Diskusi tentang ini post