SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Tawuran antar pelajar kembali terjadi di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Peristiwa yang melibatkan dua kelompok pelajar ini terjadi pada Jumat (17/5/2024) sore. Mereka saling baku hantam di atas motor menggunakan stik golf hingga patah.
Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq mengungkapkan seluruh pelaku masih berstatus pelajar. Sebagian besar merupakan pelajar SMP PGRI dan kelompok DOS-Q3. Namun ada di antara mereka yang justru masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
“Iya (pelajar semua). Ada yang kelas SD malahan itu,” ujar Bambang saat dikonfirmasi Minggu (19/5).
Menurut Bambang, tawuran yang terjadi di Jalan Jombang ini sempat membuat para warga geram. Untuk itu, warga pun sempat membubarkan aksi tawuran tersebut.
Kata dia, kelompok tawuran ini diketahui membawa senjata berupa stik golf. Salah satu pelajar diduga dipukul oleh kelompok lawan menggunakan stik golf hingga stik tersebut patah dan terlempar.
“Bukan di atas motor. (Mereka tawuran) Menggunakan motor. Sambil jalan gitu. Pakai stik golf. Ya kita suruh buat wajib lapor, kenapa? Karena tidak ada senjata tajam di situ kemarin yang kita amankan. Hanya stik golf,” jelasnya.
Bambang menambahkan bahwa dalam kasus tawuran ini, tidak ada korban atau pelaku yang diidentifikasi secara spesifik karena kedua belah pihak terlibat dalam tindakan kekerasan.
“Sebenarnya kalau dalam kasus tawuran itu tidak ada korban, tidak ada pelaku. Sama-sama pemain kejahatan semua sebenarnya,” ujarnya.
Meski tidak ada korban luka di TKP, warga sekitar dan Tim Opsnal Polsek Pondok Aren berhasil mengamankan lima pelajar yang semuanya berasal dari satu kelompok. Kelimanya kemudian dibawa ke Mapolsek Pondok Aren untuk pemeriksaan lebih lanjut. Bambang merinci identitas lima pelajar yang diamankan, yaitu MRA (14), DA (14), ANA (13), RNH (15), dan AF (15).
Meski tidak disebutkan kelimanya dari kelompok sekolah yang mana, tetapi Bambang menjelaskan bahwa atas perilaku kelimanya, pihak kepolisian telah memanggil orang tua, pihak sekolah dari para pelajar tersebut, dan RT/RW setempat untuk menindaklanjuti peristiwa ini.
“Orangtuanya datang, RT/RW-nya datang, kami kumpulin,” kata dia.
Atas peristiwa ini, Bambang pun menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi pelajar saat ini. “Makanya itu. Aduh ya Allah, ini kan jadi bikin nyusahin orang tua yang kayak gini-gini, anak-anak sekarang nih. Makanya, gua bilang captionnya nih apakah generasi 2045 seperti ini? Aduh ampun dah. Ya mudah-mudahan lah nanti anak-cucu kita gak kayak gini. MasyaAllah lihat itu miris,” ungkapnya.
Selain lima pelajar, polisi juga mengamankan para pelajar lainnya yang membuat kegaduhan di Tangerang Selatan. Sejumlah remaja mengegas motor mereka dengan kuat saat dini hari, dan delapan motor telah diamankan. Kata dia, hal itu dilakukan karena selain membuat gaduh dan mengganggu kenyamanan masyarakat, juga ada potensi terjadi tawuran seperti kasus di Pondok Aren.
Terakhir, Bambang menyebutkan pentingnya konsistensi dalam penanganan kasus seperti ini untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus kekerasan antarpelajar di Tangerang Selatan. Diharapkan, ini menjadi perhatian serius bagi semua pihak terkait demi menciptakan lingkungan yang aman bagi para pelajar. (eko)
Diskusi tentang ini post