SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Komut Pertamina Basuki Tjahaya Purna atau Ahok bakal disiapkan PDI Perjuangan melawan Presiden Jokowi, Bobby Nasution dalam Pilgub Sumatera Utara (Sumut). Kalau Ahok vs Bobby benar bertarung, Pilgub Sumut diprediksi bakal sekeras DKI Jakarta.
Kepastian Bobby maju di Pilgub Sumut diketahui setelah dirinya resmi bergabung dengan Partai Gerindra, awal pekan lalu. Setelah menerima kartu tanda anggota (KTA) dari partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu, Bobby yang saat ini menjabat Wali Kota Medan itu, langsung mendaftar sebagai calon gubernur untuk Pilgub Sumut 2024 melalui Gerindra.
Informasi ini langsung disebarkan melalui akun Instagram Partai Gerindra Sumut. Akun tersebut mengunggah foto Bobby sambil menunjukkan KTA Partai Gerindra. Keputusan Bobby masuk Partai Gerindra ini cukup mengejutkan. Karena sebelumnya beredar kabar, Bobby akan maju lewat Partai Golkar. Sebab, suami Kahiyang Ayu itu, sudah mendapatkan surat tugas dari Golkar.
Merespons manuver itu, PDIP tak tinggal diam. Di sela-sela acara Rakernas di Ancol, PDIP mengaku menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi Bobby. Salah satunya adalah menurunkan Ahok.
Ketua DPD PDIP Provinsi Sumatera Utara Rapidin Simbolon mengatakan, pihaknya telah dua kali berkomunikasi dengan Ahok terkait Pilgub Sumut. Kata dia, respons Ahok menunjukkan sikap sebagai kader sejati. Siap terjun kalau mendapat arahan dari partai. “Pak Ahok bilang, kalau sudah partai yang instruksikan, jangankan Sumut ke Papua juga saya siap,” kata Rapidin meniru omongan Ahok, di Ancol, Jakarta.
Sampai saat ini, kata dia, partai sedang menimbang-nimbang nama yang tepat untuk dimajukan sebagai cagub, sambil melihat dinamika politik terkini. Kata dia, masih ada waktu sampai batas pendaftaran pada Agustus nanti. “Kami akan kaji dan akan tetap kita pelajari secara bersama. Kita sudah siap untuk memetakan itu dibantu dengan DPP,” ujarnya.
Lalu bagaimana tanggapan Ahok? Eks Komisaris Utama Pertamina itu menyampaikan terima kasih atas kepercayaan DPD PDIP Sumut yang mendorongnya maju di Pilgub Sumut. Namun, Ahok mengaku belum bisa bicara banyak. Karena kewenangannya ada di DPP. “Ya kita terima kasihlah ya teman-teman dari DPD Sumut minta ke sana. Tapi kan kita kan keputusan semua kan bukan di kita,” kata Ahok di Beach City Internasional Stadium, Ancol, Jakarta Utara. Apakah siap? Ahok juga tak memberikan komentar panjang lebar. “Tunggu tugas saja,” cetusnya.
Ahok mengakui memang sempat berkomunikasi dengan politikus PDIP Landen Marbun. Saat itu, kata dia, juga ada Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon. Obrolan antara lain terkait Pilgub Sumut. Namun, Ahok mengaku tak bisa memberikan jawaban pasti. “Saya sih bilang waktu itu ya nunggu Rakernas ya,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku, senang Bobby akhirnya bergabung ke Gerindra. Kata dia, keputusan ini membuat partai optimis bisa memenangkan Pilgub Sumut. Sementara, Partai Golkar tampak masih kaget mengetahui Bobby lebih memilih bergabung dengan Gerindra. Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, Partai telah mengundang Bobby secara serius dan memberikan surat tugas kepadanya untuk maju sebagai cagub.
Karena manuver tersebut, Doli mengatakan saat ini partainya belum memutuskan apakah akan tetap mengusung Bobby atau mengusung calon lain. Kata dia, sebelum memutuskan siapa yang g akan didukung, partainya masih akan melihat dinamika politik dan hasil survei.
“Keputusan politik didasari oleh berbagai pertimbangan, salah satunya pertimbangan saintifik melalui survei. Jadi, kami akan melihat hasil survei. Jika survei menunjukkan bahwa Pak Bobby memiliki peluang bagus, bukan tidak mungkin kami tetap mengusung Pak Bobby,” jelas Doli.
Prediksi mengenai ketatnya persaingan di Pilgub Sumut yang disebut-sebut akan sekeras Pilgub DKI Jakarta cukup menarik perhatian. Beberapa nama-nama beken bermunculan. Calon incumbent Eddy Rahmayadi ditantang Bobby dan Ahok.
Jika benar PDI Perjuangan mengusung Ahok, maka ini bisa menjadi salah satu kontestasi yang paling menarik dalam politik lokal di Indonesia. Ahok memiliki rekam jejak yang kuat sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta dengan berbagai terobosan kebijakan, meskipun juga kontroversial. Di sisi lain, Bobby Nasution, dengan latar belakang sebagai menantu presiden dan pengalamannya sebagai Walikota Medan, juga memiliki basis dukungan yang kuat.
Persaingan ini dapat menarik perhatian nasional, mengingat profil tinggi dari kedua calon tersebut. Ahok dikenal karena gaya kepemimpinannya yang tegas dan reformis, sementara Bobby Nasution mungkin akan memanfaatkan pengaruh keluarga dan capaian yang telah ia raih selama menjabat sebagai walikota. Termasuk pengaruh dari Presiden Jokowi selaku mertua.
Selain Ahok dan Bobby, ada kemungkinan tokoh-tokoh lain juga akan muncul dalam bursa calon gubernur, yang akan semakin memanaskan persaingan. Dukungan partai politik, koalisi yang terbentuk, serta dinamika kampanye akan memainkan peran kunci dalam menentukan siapa yang akan menjadi Gubernur Sumatera Utara berikutnya.
Pengamat politik dari Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju tampaknya akan merapat ke Bobby Nasution. Sementara PDIP kemungkinan akan mengusung Ahok atau Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023.
Melihat komposisi tersebut, persaingan Pilgub Sumut akan seketat Pilgub DKI Jakarta. Jika benar PDIP mengusung Ahok, maka ini bisa menjadi salah satu kontestasi yang paling menarik. “Kemungkinan Pilgub Sumut bakal lebih keras dibanding pilkada di daerah lain,” kata Ujang. (rm)
Diskusi tentang ini post