SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Syekh Yusuf, Selasa (28/5/2024) menggelar Sarasehan Nasional dengan tema “Bicara Kompetensi: Pentingnya Kompetensi di Era Global dan Kecerdasan Buatan”.
Dalam acara yang diselenggarakan di Auditorium Lantau VI Gedung Muh. Astary kampus UNIS Tangerang tersebut akan dihadirkan sejumlah narasumber seperti Prof Dr Amilin selaku Komisioner BNSP, Hari Wijaya Ketua Komite Tetap Sertifikasi KADIN Indonesia, Dr M Yus Firdaus selaku Ketua Yayasan Islam Syekh- Yusuf (YIS) serta Rektor UNIS Tangerang Prof Dr Mustofa Kamil.
Komisoner BNSP Prof Dr Amilin menjelaskan, kemajuan sebuah perguruan tinggi atau pun institusi utamanya berada di top leader atau pimpinan tertingginya. “Ketika seorang top leader memiliki visi yang visioner dan futuristik tentu yang di bawahnya nanti akan mengikuti,” katanya.
Dia mengatakan, bicara LSP belum banyak ada di perguruan tinggi di Indonesia, yakni hanya berkisar 10 persen saja. “Dengan adanya inisiasi yang dilakukan oleh LSP Syekh Yusuf ini, diharapkan menjadi leader di wilayah Tangerang Raya yang nanti menjadi benchmark di wilayah Banten bahkan di lingkup nasional,”ucapnya. “Kami berikan kesempatan kepada LSP Syekh Yusuf untuk berkiprah lebih luas lagi,” tambahnya.
Ditambahkannya, lulusan perguruan tinggi saat ini tidak bisa hanya berbekal pengetahuan semata, melainkan harus bisa diukur dan diuji. “Makanya harus diukur dengan uji sertifikasi kompetensi,” ucapnya. Dia menambahkan, uji sertifikasi yang berlogo Garuda dari LSP yang berlisensi BNSP merupakan sebuah garansi. “Sebab tidak semua orang yang uji kompetensi itu lulus. Ketika dia lulus, maka artinya dia mengusai kompetensi itu, nah itu yang nanti akan dijadikan sebagai bekal para mahasiswa nanti akan berkontribusi dalam dunia pekerjaan. Sebab ada garansi dari negara bahwa yang bersangkutan kompeten, sehingga ini menjadi sangat penting,” ucapnya.
Ketua Komite Tetap Sertifikasi KADIN Indonesia Hari Wijaya mengungkapkan, berdasarkan data Bank Dunia (World Bank) ada 21 profesi yang banyak dibutuhkan. Hanya saja sejauh ini apakah skema-skema pasar tersebut melihat kebutuhan pasar? “Sebab apa, sertifikasi itu ujungnya penyerapan. Selain itu, apakah selama ini dalam persyaratan pernah mencantumkan sertifikasi,yang pasti ditanya berapa IPK, jurusan dan perguruan tingginya apa. Nah menurut saya antara DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dan perguruan tinggi bukannya disebut link and match, melainkan match and link. Bagaimana mungkin kalau nggak matching bisa link, karena belum tau pasarnya. KADIN sendiri kemudian menjembati itu, antara kebutuhan DUDI dan output perguruan tinggi,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor UNIS Tangerang Prof Dr Mustofa Kamil mengatakan untuk menjawab tantangan ke depan dan kurikulum merdeka belajar kampus merdeka, perguruan tinggi tidak mungkin menjalankan kurikulumnya sendiri perlu ada kerjasama dengan pihak lain para profesional dan pengembang profesi.
“Oleh karena itu dengan berdirinya LSP Syekh Yusuf di UNIS merupakan sebuah sinergi yang bagus dalam rangka memadukan kompetensi yang selama ini sudah dilaksanakan melalui kurikulum perguruan tinggi dengan lembaga yang secara spesifik mensertifikasi profesi para lulusannya dan lembaga ini memiliki peran yang sangat penting dalam menjawab tantangan tersebut,” jelas Kamil.
Hadirnya LSP Syekh Yusuf di UNIS Tangerang, diharapkan dapat memberikan kepercayaan kepada dunia kerja terkait kualitas lulusan UNIS. Standar kompetensi yang diakui secara nasional diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan kesempatan kerja bagi lulusan UNIS Tangerang. Semoga langkah ini akan memberikan manfaat besar bagi pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional.
Ketua Yayasan Islam Syekh Yusuf (YIS) Dr M Yus Firdaus mengatakan, dalam global megatrend 2045, diperkirakan pusat ekonomi dunia akan berpindah ke Asia, seperti China, India, Korea Selatan, dan Jepang. Bukan tidak mungkin Indonesia menjadi salah satunya.
Megatrend demografi sebagai bagian dari global megatrend 2045 ditandai dengan semakin tingginya migrasi antar negara (borderless society) dimana di beberapa kawasan dunia memiliki jumlah penduduk usia muda yang besar dan menuntut penciptaan peluang kerja yang sangat besar. Hal inilah yang bisa memicu migrasi angkatan kerja antar negara yang perlu serius kita sikapi dan antisipasi.
Langkah yang dapat dilakukan untuk menyikapinya adalah dengan memberikan kemampuan kepada angkatan kerja di Indonesia dengan kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan era global dan kecerdasan buatan. “Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi adalah dengan mengikuti pelatihan dan mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi,” ucapnya.
Sebagai institusi penyedia layanan pendidikan formal dan nonformal lebih dari 58 tahun, Yayasan Islam Syekh-Yusuf dan UNIS tergerak dan berkomitmen untuk berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi lulusan dan angkatan kerja di Indonesia melalui LSP Syekh-Yusuf. (made)
Diskusi tentang ini post