SATELITNEWS.COM, TANGERANG–Bakal calon Wali kota Tangerang dari PKS Fredyanto mengaku telah menyiapkan visi dan program untuk menjadikan Kota Tangerang sebagai kota masa depan.
Di sela-sela kegiatannya di Kecamatan Batuceper, Kamis 6 Juni 2024, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengaku telah memiliki konsep pembangunan Tangerang lima tahun ke depan.
“Tangerang harus meningkatkan kualitas fasilitas publik, agar setara dengan kota-kota di negara maju. Di saat yang sama kita harus memenuhi kebutuhan dasar warga, khususnya pendidikan yang inklusif dan kesempatan kerja bagi anak muda,” ujar Fredyanto, dalam keterangannya, Kamis (6/6/2024).
Terkait dengan fasilitas publik, Fredy menjelaskan perlunya penataan transportasi berbasis keadilan, agar semua kalangan dapat menikmati. Selama ini transportasi publik masih kurang memadai, sehingga kelas menengah-atas belum tertarik menguunakannya.
“Akibatnya apa? Mereka masih menjadikan kendaraan pribadi sebagai opsi, sehingga kemacetan tak terhindarkan. Kita harus mengubah habbit ini menjadi mass trasportation oriented yang layak, aman dan nyaman, sehingga ada shifting perilaku massa untuk meninggalkan kendaraan pribadi,” ulasnya.
Berikutnya pendidikan yang inklusif, hal itu agar semua kalangan dapat mengeyam pendidikan yang setara.
“Saat ini memang pendidikan dasar negeri gratis, namun bagaimana dengan kualitas guru dan fasilitas lainnya? Nah Pemkot harus masuk disitu, mengoptimalkan kualitas pembelajaran dan fasilitas sekolah. Sehingga dalam jangka panjang, stereotype sekolah berkualitas harus mahal dapat dihilangkan,” tambahnya.
Dalam jangka menengah, lanjut Caleg Kota Tangerang terpilih ini, kualitas sumber daya manusia (SDM) meningkat dan itu menjadi modal penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Apa hubungannya? Jelas bahwa SDM berkualitas akan memperluas akses menuju lapangan kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Tangerang tahun 2023 sekitar 6,76 persen.
Meski kelihatan rendah, namun menurut Fredy angka tersebut belum menunjukkan kualitas kota yang sebenarnya. Pasalnya berbagai survei juga kerap memasukkan pekerjaan informal dan non-formal ke dalam grafik tersebut, sehingga kelihatan kecil.
“Begitu kategorinya diketatkan, hanya pekerjaan formal saja, maka angkanya akan membengkak. Bayangkan saja Pak Ogah di perempatan jalan itu juga kadang dikategorikan bekerja, padahal itu kan pekerjaan yang muncul karena keterpaksaan. Ini yang harus disikapi secara kritis, dan sebagai calon wali kota, concern saya salah satunya di situ,” tegasnya.
Saat ini Fredyanto telah mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, selanjutnya ia akan berkomunikasi dengan partai politik lainnya untuk mencari tiket menuju pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada November mendatang. (made)
Diskusi tentang ini post