SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) pada Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan pemantauan kesehatan hewan kurban ke sejumlah lapak pedagang di wilayah Ciputat, Kamis (14/6).
Kepala Puskeswan Tangsel, Pipit Surya Yuniar mengatakan, sampai saat ini pihaknya telah melakukan pemeriksaan hewan di 120 lapak yang ada di kota berjuluk anggrek.
“Jadi pemeriksaan ini rutin ya kita lakukan setiap tahun, kita sampai sejauh ini sudah sekitar 120 lapak yang sudah kita periksa. Kemarin kita sudah data dari per sore kemarin kita sudah sekitar 7.500-an ternak yang sudah kita periksa itu ada sekitar 2.000-an sapi sisanya kambing domba dan kerbau,” ujarnya saat ditemui.
Pipit menjelaskan, belum ditemukan adanya penyakit-penyakit berbahaya yang terpapar pada hewan. Tetapi, kata dia, terdapat sejumlah hewan milik pedagang yang didapati mengalami sakit mata. Menurutnya, hal tersebut diklaim masih bisa diatasi dan tergolong aman.
“Penyakit-penyakit yang prioritas tidak ditemukan di sini. Penyakit yang kita temukan antara lain penyakit-penyakit yang karena disitu terlalu padat di lapak seperti sakit mata, lecet dan lain-lain. Jadi kejadian itu wajar terjadi dan itu sudah kita tangani,” katanya.
“Hewan yang mau dikurbankan itu berdasarkan status penyakitnya ada yang ditunda dikurbankan ada yang boleh dikurbankan dan ada yang ditolak dikorbankan. Kalau kondisi yang sakit mata tadi itu masih bisa dalam diobati jadi itu tidak masuk ke dalam hewan kurban yang ditolak untuk dikorbankan. Itu masih bisa dirawat dan pada saat hari H masih bisa dikurbankan,” sambungnya.
Kata Pipit, penjual harus memperhatikan kondisi kebersihan kandang serta kapasitas kandang sesuai dengan jumlah hewan. Hal tersebut, kata dia, bisa menjadi indikator yang berdampak pada kesehatan hewan.
“Untuk lapak memang beberapa memang ada yang secara kondisi kandang memang kurang lah ya. Ada yang kurang ada yang bagus ada yang bersih. Kita memberikan dispensasi karena disini merupakan kandang sementara, jadi tidak bisa ideal mungkin dari mereka juga,” ungkapnya.
“Selama itu tidak memberikan dampak yang negatif terhadap hewan sampai menimbulkan penyakit pasti kita berikan edukasi. Tapi kembali tergantung pemiliknya juga menyikapinya seperti apa,” lanjut Pipit. (eko)
Diskusi tentang ini post