SATELITNEWS.COM, SERANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang, gencar melakukan penanaman pohon produktif di areal lahan kritis. Pohon produktif yang ditanam, setiap tahunnya ada sebanyak 1000 batang lebih.
Kepala DLH Kabupaten Serang, Prauri mengatakan, rata – rata pohon produktif yang ditanam diantaranya ada pohon durian, jambu air, sawo dan lain sebagainya. Penanaman pohon produktif ini rutin dilakukan untuk memulihkan kembali lahan kritis.
“Penanaman pohon selain dari APBD, ada juga kontribusi dari perusahaan, karena perusahaan perusahaan sekarang sudah diwajibkan untuk melakukan penanaman pohon,” kata Prauri, Selasa (18/6/2024).
Prauri menuturkan, lahan kritis di Kabupaten Serang sebetulnya tinggal sedikit, yaitu tersebar di Kecamatan Padarincang, Kragilan dan Cikande.
Adapun penyebab lahan kritis, untuk di wilayah Kecamatan Padarincang, banyak pohon yang sudah besar ditebang karena kebutuhan masyarakat untuk dijual
Sedangkan untuk wilayah Kragilan dan Cikande, lahan itu sudah banyak yang dibangun semua.
“Tapi kalau di sana, saya imbau kepada perusahaan untuk menjaga lahan terbuka hijaunya 20 persen, itu wajib, paling tidak dilingkungan dia,” ujarnya.
Prauri mengungkapkan, sejak dirinya di Dinas Lingkungan Hidup setiap tahun setidaknya kurang dari 1000 pohon lebih yang ditanam.
“Kita setiap tahun itu memang gak punya target, karena memang melihat kemampuan anggaran di APBD, tapi atas bantuan perusahaan setiap tahun rata rata 1000 lebih pohon yang kita tanam,” ujarnya lagi.
Kemudian kata Prauri, disamping melakukan penanaman pohon produktif, pihaknya juga gencar melakukan penanaman pohon mangrove yang juga kerjasama dengan perusahaan di wilayah pesisir.
Prauri pun mengimbau, kepada masyarakat setelah dilakukan penanaman pohon, agar dijaga.
“Penanaman pohon itu kan rata rata keinginan masyarakat, jadi paling tidak dijaga,” tuturnya.
Selain penanaman pohon, Prauri juga mendorong kepada masyarakat untuk menciptakan kampung proklim yang selanjutnya akan dilakukan ke Kementerian. Seperti di Desa Katulisan, Kecamatan Cikeusal.
“Di Kampung Proklim ini intinya ketahanan pangannya bersama sama, masyarakat bisa ciptakan, menjaga lingkungan dengan terbentuknya bank sampah, sehingga tidak 100 persen mengandalkan pemerintah,” pungkasnya.(sidik)
Diskusi tentang ini post